kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRIN Angkat Bicara Soal Jarak Matahari Kian Menjauh dari Bumi


Selasa, 09 Agustus 2022 / 06:32 WIB
BRIN Angkat Bicara Soal Jarak Matahari Kian Menjauh dari Bumi

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, kabar mengenai fenomena jarak Matahari yang semakin menjauh dari Bumi kembali menjadi perbincangan. 

Informasi tersebut muncul setelah kabar bahwa Bumi sempat berputar lebih cepat dari semestinya sehingga menyebabkan hari menjadi pendek. 

Benarkah jarak Matahari semakin menjauh dari Bumi? 

Penjelasan BRIN 

Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menafikan informasi mengenai jarak Matahari yang dikatakan semakin menjauh dari Bumi. 

Menurutnya, jarak antara Matahari dan Bumi tidak semakin menjauh. Hanya saja, ada kalanya jarak antara Matahari dan Bumi menjadi dekat atau sebaliknya. 

"Jarak Bumi dan Matahari tidak semakin menjauh," tutur Thomas, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (8/8/2022). 

Sementara itu, jarak antara Matahari dan Bumi dipengaruhi oleh orbit Bumi saat mengitari Matahari. 

Baca Juga: Tambah Wawasan Astronomi, Ini 4 Fakta Supermoon yang Dapat Anda Ketahui

"Orbit Mumi mengitari Matahari berbentuk lonjong. Ada jarak terdekat, ada jarak terjauh," tambah dia. 

Jarak terdekat Bumi saat mengitari Matahari adalah 147 juta kilometer (km). Adapun jarak terjauh Bumi dengan Matahari adalah 152 juta km.

Fenomena Bumi berada di posisi terjauh dari Matahari ini disebut dengan aphelion.

Dampak fenomena aphelion 

Fenomena aphelion di mana titik orbit Bumi terjauh dari Matahari tidak memiliki dampak apapun terhadap iklim di Bumi. 

"Sama sekali tidak berdampak. Info tentang perihelion atau aphelion di medsos banyak bersifat hoaks," tandas Thomas. 

Sebelumnya, informasi mengenai fenomena aphelion memang kerap tersebut di media sosial. Informasi itu mengaitkan antara fenomena aphelion yang menyebabkan suhu di Bumi menjadi lebih dingin. 

Namun sesuai dengan pernyataan Thomas dan Badan Meteorologi, Klimatografi, dan Geofisika (BMKG), informasi itu adalah tidak benar. 

Baca Juga: BRIN Angkat Bicara soal Bumi Berputar Lebih Cepat dan Hari Jadi Lebih Pendek

Sekilas tentang aphelion 

Dikutip dari Almanac, aphelion adalah keadaan ketika titik orbit Bumi terjauh dari Matahari. Sementara titik orbit Bumi yang paling dekat dengan Matahari disebut perihelion. Kedua istiah ini berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu helios berarti "Matahari" dan apo berarti "jauh," serta peri berarti "dekat". 

Perbedaan kedua jarak titik orbit itu disebabkan oleh orbit Bumi ke Matahari yang memiliki lintasan berbentuk elips atau oval. 

Fenomena aphelion selalu terjadi di awal Juli. Sekitar dua minggu setelah titik balik Matahari Juni di mana jarak Bumi berada paling jauh dengan matahari. 
Sementara perihelion terjadi di awal Januari atau sekitar dua minggu setelah titik balik Matahari Desember. Saat itu jarak Bumi berada paling dekat dengan Matahari. 

Pada 2022, aphelion terjadi mulai 4 Juli pukul 03:10 Waktu Bagian Timur. Bumi akan berada 94.509.598 mil dari Matahari. 
Sementara perihelion terjadi pada 4 Januari pukul 01:52 Waktu Bagian Timur di mana Bumi berada 91.406.842 mil dari Matahari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Jarak Matahari Semakin Menjauh dari Bumi? Ini Kata BRIN"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×