Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pendapatan bunga perbankan diperkirakan akan meningkat tahun ini seiring dengan melandainya outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 dan mulai meningkatnya penyaluran kredit baru.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tren restrukturisasi kredit perbankan sudah semakin melandai. Hingga pertengahan Juni 2021, outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 mencapai Rp 777,31 triliun dengan jumlah debitur 5,25 juta. Sebanyak Rp 292,39 triliun atau 37,62 persen berasal dar UMKM dan Rp 484,92 triliun darai debitur non UMKM.
Posisi tersebut sudah turun cukup signifikan dari akhir 2020 yang mencapai Rp 971 triliunan dengan jumlah debitur 7,6 juta. Ini artinya, sudah banyak debitur yang pulih dari dampak pandemi dan kembali menjalankan kewajibannya kepada perbankan.
Berdasarkan Statistik perbankan Indonesia (SPI), pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) bank umum per April 2021 sudah meningkat sebesar 9,3% secara year on year (YoY) dari Rp 126,97 triliun menjadi Rp 138,77 triliun. Padahal pada tahun 2020, NII bank umum tercatat mengalami penurunan 1,8% YoY.
Baca Juga: Ada PPKM darurat, BRI lihat ada potensi penurunan rasio intermediasi makroprudensial
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu yang mencatatkan penurunan outstanding restrukturisasi kredit. "Sehingga pendapatan bunga BRI tahun ini diproyeksikan meningkat atau lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI pada kontan.co.id, Jumat (2/7).
Per April 2021, outstanding restrukturisasi kredit mencapai Rp 185,29 triliun atau sudah turun dari Rp 227 triliun per Maret 2020. Penurunan restrukturisasi ini disebabkan banyak nasabah sudah mampu membayar kredit yang sebelumnya direstrukturisasi karena terdampak pandemi Covid-19.
Walaupun pendapatan bunag diproyeksi akan membaik, BRI tidak akan berhenti untuk menggenjot pendapatan non bunga atau fee based income (FBI). Hal itu akan dilakukan lewat peningkatan digital dan micro payment. Tahun ini, perseroan menargetkan FBI bisa tumbuh sekitar 8% YoY.
"Beberapa inisiatif diantaranya meningkatkan kinerja e-banking yakni dengan mengembangkan BRIAPI sebagai gerbang untuk kerjasama digital. Selain it, BRI terus melakukan pengembangan Digital Saving, Digital Loan dan aplikasi BRIMO untuk memudahkan masyarakat dalam menikmati layanan perbankan," pungkas Aestika.
Selanjutnya: Restrukturisasi Melandai, Pendapatan Bunga Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News