Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sedang mentransformasikan anak usahanya PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menjadi bank digital. BRI pun punya strategi tersendiri untuk mengembangkan Bank Raya jadi bank digital.
Sunarso Direktur Utama BRI mengatakan, pengembangan Bank Raya tetap memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia belum bisa sepenuhnya menerapkan transaksi digital secara penuh. "Makanya nanti akan kita kombinasikan dengan agen BRIlink untuk masuk ke masyarakat, terutama mereka yang ada di pedesaan," jelas Sunarso dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI, Rabu (30/3).
Bank Raya disebut sudah memiliki infrastruktur digital yang memadai serta sumber daya manusia atau digital talent yang unggul, sehingga sudah siap untuk dijadikan sebagai bank digital sepenuhnya atau fully digital.
Sementara itu, pihaknya juga memahami kebutuhan nasabah yang saat ini masih mengapresiasi pertemuan tatap muka dan transaksi perbankan fisik lainnya, serta adanya penetrasi internet yang tidak merata di wilayah-wilayah tertentu.
Baca Juga: Kinerja Bertumbuh, Bank Daerah Menebar Dividen ke Pemegang Saham
Oleh karena itu, Bank Raya menerapkan strategi digital plus BRILink, dimana penggunaan kantor cabang alias community branch masih dilakukan untuk melakukan penetrasi ke sektor gig economy di kota-kota sub-urban hingga tahun 2024, namun dilengkapi juga dengan agen BRILink di wilayah-wilayah tersebut untuk memperluas akses nasabah terhadap layanan perbankan.
Bank Raya nanti akan menyiapkan pasukan digital untuk diturunkan mengedukasi masyarakat agar bisa melakukan transaksi secara digital.
Bank Raya mencatatkan kerugian tahun berjalan 2021 sebesar Rp 3,04 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya masih meraup laba bersih Rp 31,26 miliar. Kerugian tersebut sejalan dengan bersih-bersih aset buruk yang dilakukan dalam rangka transformasi digital yang akan dilakukan.
Rugi yang dialami Bank Raya membuat laba konsolidasi BRI lebih rendah dari laba bank only tahun 2021. Sunarso mengatakan, secara bank only laba perseroan tumbuh 76% secara year on year (YoY) menjadi Rp 32,2 triliun. Sedangkan laba bersih konsolidasi tumbuh 65% YoY menjadi Rp 30,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News