kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPJS Ketenagakerjaan akan perbesar porsi investasi langsung via INA


Selasa, 25 Mei 2021 / 04:30 WIB
BPJS Ketenagakerjaan akan perbesar porsi investasi langsung via INA

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk kerjasama investasi. BPJS Ketenagakerjaan akan investasi langsung sebagai co-investor dalam berbagai proyek.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Ridwan mengatakan, potensi dana investasi langsung BPJS Ketenagakerjaan dapat mencapai 5% dari total dana kelolaan. Artinya potensi dana investasi langsung mendekati Rp 25 triliun. Namun demikian, total investasi langsung saat ini baru 0,1% dari dana kelolaan.

Oleh karena itu, melalui MoU dengan INA, BPJS Ketenagakerjaan akan menjajaki peningkatan investasi langsung. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kerjasama investasi dengan INA dapat menyasar proyek-proyek besar.

"Kalau ditanya besarannya berapa, project by project, tapi mungkin angkanya kita mau mulai di sekitar Rp 5 triliun. Berapa besaran yang kita akan investasikan tentunya tergantung dari proyek yang kita sedang atau akan kita bahas bersama dengan INA sekarang," ujar Edwin di Gedung BP Jamsostek, Senin (24/5).

Baca Juga: Kemenaker siapkan bantuan iuran untuk Jamsostek

Ia juga menyebut, BPJS Ketenagakerjaan akan lebih aktif di investasi langsung dan menjajaki kerjasama dengan investor lain untuk mempercepat proses implementasi realisasi investasi langsung. Selain itu tidak menutup kemungkinan untuk berinvestasi yang sifatnya quick win dengan nilai yang mungkin terbilang kecil.

"Quick win umpamanya kita di pre IPO. Nilainya mungkin kecil Rp 300 miliar, Rp 500 miliar. Jadi kita investasi di suatu perusahaan yang akan melakukan IPO dalam satu dua tahun, kita bisa exit pada saat perusahaan IPO," terang dia.

Edwin menerangkan, pihaknya berkomitmen agar setiap investasi yang dilakukan dapat memberikan return yang optimal. Kerjasama investasi dibutuhkan untuk meningkatkan kapabilitas masing-masing pihak.

"MoU ini tujuannya sharing informasi mana yang bisa kita lakukan bersama-sama atau dengan kata lain co-invest tadi," ucap dia.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo berharap, dalam waktu dekat akan ada proyek-proyek konkret yang dapat segera dikerjasamakan antara kedua belah pihak. Yang terang, proyek yang akan dibiayai berdampak terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Sehingga antara dana yang diklola dari peserta kembali kepada peserta dalam proyek yang menciptakan lapangan pekerjaan.

"Saat ini BP Jamsostek mengelola Rp 490 triliun dana peserta dan instrumen yang saat ini besar masih surat utang negara, tugas kami visi kami mendukung perekonomian. Jadi ini yang akan menjadi poin utama kami nanti selain memang kelayaknnya, juga dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan," ujar Anggoro.

CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah menyambut baik kerjasama investasi tersebut. Ke depan, pihaknya akan mencari tempat investasi yang jangka panjangm stabil dan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Kami berinvestasi bersama dengan prinsip kehati-hatian, ini sesuatu yang akan kita canangkan kedepan," ujar Ridha.

Selanjutnya: Selain INA, Pemerintah Berharap Pengembangan BUMN dari Taspen & BPJS Ketenagakerjaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×