Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 hingga 5,2% seiring dengan berlanjutnya reformasi struktural, deregulasi, dan debirokratisasi.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk optimistis kinerja fungsi intermediasi pada tahun depan lebih agresif.
Selain dikarenakan suku bunga kredit, hal ini diikuti oleh transformasi digital yang semakin meningkatkan dana murah guna mencetak laba yang lebih baik.
"BNI telah siap untuk menjawab tantangan bisnis di tahun 2022. Kami yakin, 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,” sebut Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam keterangan tertulis pada Sabtu (11/12).
Baca Juga: Fokus di segmen rendah risiko, BNI ramal KPR bisa tumbuh hingga 10% pada tahun depan
Ia menyatakan laba bersih tumbuh 96,7% year on year (yoy) hingga kuartal ketiga 2021. Hal ini didukung oleh percetakan fee based income dan interest margin yang masing-masing terkerek sebesar 17,7% yoy dan 16,8% yoy.
Sebagai persiapan ekspansi, Novita mengutarakan BNI saat ini memiliki modal yang sangat cukup untuk menjaga akselerasi pengembangan bisnis 2022.
Terlebih, perseroan telah melakukan penerbitan surat utang yang memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1 sehingga mendorong CAR ke posisi 19,9%. Percetakan laba tahun ini pun akan menambah kekuatan modal inti BNI secara organik.
Kualitas kredit juga membaik sehingga membuat persepsi risiko BNI lebih baik untuk melanjutkan ekspansi fungsi intermediasi. Adapun, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BNI per September 2021 di posisi 3,8%, menurun dari periode sama tahun lalu 4,3%.