Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siklon tropis Seroja yang menyebabkan sejumlah bencana di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat mulai bergerak menjauh. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Puncak dari siklon tersebut disampaikan terjadi pada 5 April 2021 lalu yang menyebabkan banjir bandang di NTT. "Saat itu masih posisinya di wilayah perairan NTT, tapi saat ini menjauh dari peta ini bergerak ke arah barat daya," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers, Selasa (6/4).
Dwikorita bilang saat ini kecepatan angin dari siklon tersebut bertambah hingga mencapai 110 kilometer per jam bahkan akan mencapai 130 km per jam. Meski begitu dampak yang dihasilkan di wilayah Indonesia akan minim.
Baca Juga: Jokowi berikan instruksi penanganan bencana di NTT dan NTB
Diperkirakan pada tanggal 7 April besok kondisi cuaca akan semakin membaik. Meski begitu, dampak siklon tropis tersebut masih perlu diwaspadai.
Pasalnya siklon tropis dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang, dan juga gelombang tinggi. Dwikorita bilang hal tersebut mirip dengan kondisi tsunami. "Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," terang Dwikorita.
Siklon tropis Seroja memang bukan satu-satunya siklon yang terjadi. Namun, siklon Seroja dinilai memiliki perbedaan dengan dampak dahsyat yang ditimbulkan karena masuk ke darat.
Meski diperkirakan kondisi membaik setelah tanggal 7 April mendatang, Dwikorita masih meminta masyarakat untuk waspada. Pasalnya gelombang di laut masih berpotensi semakin tinggi.
Selanjutnya: Waspada! Ada potensi cuaca ekstrem dalam sepekan mendatang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News