Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat muslim di Indonesia menanti-nanti pengumuman kapan awal puasa dimulai. BMKG menyebutkan bahwa kecil kemungkinan dapat melihat hilal pada 1 April 2022. Sehingga kemungkinan awal puasa atau 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.
Hal itu setelah BMKG melakukan pengamatan astronomi dan melihat catatan hilal yang teramati oleh BMKG sejak tahun 2008.
"Hasil Rukyat Hilal awal bulan Ramadan 1443 H pada 1 April 2022 hilal berpotensi kecil untuk terlihat (teramati)," ujar Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono kepada Kompas.com, Senin (21/3/2022).
Penyebab hilal tidak muncul pada 1 April 2022
Rahmat mengungkapkan, ada beberapa kondisi yang menyebabkan hilal berpotensi kecil terlihat pada 1 April 2022. Pertama, tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 1,11 derajat di Jayapura (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 2,19 derajat di Tua Pejat, Mentawai (Sumatera Barat).
Hal ini dinilai masih sangat rendah (tinggi hilal terendah yang pernah terlihat hilal oleh Tim BMKG sebesar 6,47 derajat).
Kedua, elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 2,87 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan terbesar 3,46 derajat di Sabang (Aceh), di mana angka ini juga dinilai masih sangat rendah.
Baca Juga: Kapan Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 2022 yang dimulai? Ini Prediksinya
Ketiga, umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 2,31 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 5,39 jam di Sabang (Aceh). Rahmat menyampaikan, umur tersebut masih terbilang sangat muda.
"Umur Bulan termuda yang pernah terlihat hilal oleh Tim BMKG sebesar 13,76 jam," ujar Rahmat.
Keempat, Lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya Bulan berkisar antara 6,44 menit di Jayapura (Papua) sampai dengan 11,33 menit di Tua Pejat, Mentawai (Sumatera Barat) dan disebut masih sangat singkat.
"Lag tersingkat yang pernah terlihat hilal oleh Tim BMKG sebesar 30 menit 19 detik," imbuhnya.
Kelima, kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,06 persen di Merauke (Papua) sampai dengan 0,092 persen di Sabang (Aceh). Persentase kecerlangan tersebut juga dinilai masih sangat redup, mengingat kecerlangan Bulan ter-redup yang pernah terlihat hilal oleh Tim BMKG sebesar 0,41 persen.
"Juga berdasarkan hasil analisis BMKG yang pernah dilakukan, kriteria hilal terlihat adalah tinggi hilal sebesar 5,23 derajat dan elongasi sebesar 5,73 derajat," ujar Rahmat.
Baca Juga: Jelang Bulan Ramadan, Emiten Poultry Bisa Jadi Pilihan