Sumber: businessinsider.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Direktur Fidelity of Global/Macro Jurrien Timmer memprediksi, reli yang sedang berlangsung pada mata uang bitcoin dapat terus mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun ke depan.
Melansir Business Insider, berdasarkan model penawaran dan permintaan miliknya, Timmer melihat bitcoin bisa mencapai level US$ 100.000 atau Rp 82,288 triliun (1 bitcoin = Rp 822,88 juta) pada tahun 2023 karena trader atau pemburu momentum mulai membeli bitcoin saat terjadinya reli baru-baru ini.
"Reli ini datang dengan sedikit kemeriahan dan tampaknya tidak didorong oleh pemburu momentum. Persentase koin yang dipegang oleh 'turis' jangka pendek turun menjadi hanya 15%. Ini memberi tahu saya bahwa mungkin ada ruang untuk berlari jika pemburu momentum masuk dalam waktu bersamaan," kata Timmer.
Dia menambahkan, sebagian besar harga terendah dalam bitcoin terjadi ketika koin yang dipegang oleh "turis" jangka pendek mendekati 30%.
Baca Juga: Tren kenaikan terhenti, harga Bitcoin jatuh ke US$ 54.000
Data yang dihimpun Business Insider menunjukkan, harga bitcoin naik 2% menjadi US$ 56.917 pada hari Selasa (12/10/2021). Di sepanjang Oktober, bitcoin sudah naik 31% di mana mata uang kripto populer itu berhasil mencapai kembali beberapa level resistensi utama.
Tapi Timmer tidak melihat pergerakan bitcoin baru-baru ini sebagai suatu hal yang berlebihan, berdasarkan aksi harga relatif antara bitcoin dan emas.
"Ini sebenarnya adalah langkah yang cukup berkelanjutan, dan ini bukan gelembung yang akan meledak," katanya dalam wawancara dengan CNBC, Rabu.
Jika bitcoin mencapai harga US$ 100.000, banyak yang percaya bahwa cryptocurrency dapat menjadi ancaman bagi dolar AS dan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. Tapi Timmer mengatakan tidak begitu banyak.
Baca Juga: Gusur China, AS jadi pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia
“Saya benar-benar tidak berpikir bitcoin mengancam dolar atau status cadangan dolar. Proposisi nilai Bitcoin adalah bahwa pada akhirnya ia berubah dari hanya sebagai penyimpan nilai dan juga menjadi sebagai alat tukar, dan itu tergantung pada (perkembangan) lapisan kedua yang sedang dibangun sekarang," kata Timmer.
Faktanya, Timmer percaya bahwa jangkauan bitcoin yang berkembang dapat memperkuat status dolar AS sebagai mata uang cadangan yang digunakan secara global.
"Mungkin (bitcoin) sebenarnya akan memastikan bahwa dolar akan mempertahankan status cadangannya sebagai mata uang dunia karena semua mata uang tiba-tiba akan tersedia di jangkauan dunia yang lebih jauh, melalui bitcoin, dan itu mungkin masih akan terhubung ke dolar dalam waktu dekat," kata Timmer.
Selanjutnya: Harga bitcoin tembus Rp 800 juta, ini respons CEO Indodax
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News