Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung pulih memberikan harapan bagi bisnis asuransi perjalanan seiring sektor pariwisata dan transportasi secara perlahan mulai pulih. Namun, pemulihan lini bisnis ini dinilai baru akan tampak paling cepat akhir tahun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe bilang kalau aktivitas traveling yang sudah mulai banyak dan destinasi wisata sudah menerima wisatawan dapat menjadi angin segar bagi penerbit asuransi perjalanan. “Ini kabar baik bagi penerbit asuransi perjalanan dan akan terlihat di posisi akhir tahun 2021 nanti,” ujar Dody.
Menurut Dody, momentum ini perlu dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi yang memiliki lini bisnis ini untuk gencar melakukan edukasi pada masyarakat terkait pentingnya asuransi perjalanan untuk mitigasi risiko.
Tak hanya itu, perusahaan asuransi juga dinilai perlu jeli untuk memperhatikan kebutuhan traveler saat ini agar produk asuransi perjalanannya diminati dan tepat sasaran. “Perlu dikemas produk-produk asuransi yang menarik dengan melihat kebutuhan para traveler,” tambah Dody.
Baca Juga: Pada kuartal III-2021, BRI Life bayar klaim dan manfaat Rp 4,01 triliun
Bagi pemain seperti Simas Insurtech yang juga menerbitkan asuransi perjalanan, dampak pemulihan saat ini belum akan akan kelihatan. Hanya saja, ia memprediksi di tahun 2022 dampaknya akan lebih signifikan seiring diturunkannya level ppkm dan masa karantina yang lebih pendek.
“Tahun 2020 kami bukukan premi Rp 8 miliar tapi karena banyak airlines menutup jalur penerbangannya maka premi 2021 year-to-date masih di Rp 4 miliar,” ujar Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana.
Teguh pun bilang hingga akhir tahun pihaknya memperkirakan premi lini bisnis ini bisa mencapai di kisaran Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar. Namun, ia optimis di tahun 2022 pertumbuhannya bisa lebih tinggi.
Adapun, untuk memanfaatkan momen pemulihan ini, Simas Insurtech pun banyak bekerjasama dengan online travel booking yang juga mulai gencar untuk melakukan promosi. “secara tidak langsung simas insurtech juga terbantu,” tambah Teguh.
Baca Juga: Tugu Insurance dan Bank BJB kerjasama bancassurance
Sedikit berbeda, Presiden Direktur Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wirawan Wanandi berpendapat bahwa bisnis asuransi perjalanan baru akan pulih jika perjalanan internasional kembali ramai. Oleh karenanya, bisnis asuransi perjalanan dinilai masih akan berat tumbuh.
“Pengalaman kami soalnya kebanyakan yang beli asuransi travel untuk ke luar negeri. Yang domestik sangat sedikit,” ujar Christian.
Adapun, saat ini premi asuransi perjalanan di Aswata baru berada di kisaran Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Kontribusinya pun masih sedikit terhadap total keseluruhan premi yang per September sudah mencapai Rp 1,3 triliun.
Selanjutnya: Askrindo gandeng TekenAja! dalam menerapkan solusi tandatangan digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News