kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Asia Pacific Fibers (POLY) terdampak lonjakan harga bahan baku


Jumat, 26 November 2021 / 08:35 WIB
Bisnis Asia Pacific Fibers (POLY) terdampak lonjakan harga bahan baku

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga bahan baku yang naik signifikan turut mempengaruhi bisnis PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) hingga kuartal III tahun 2021.

Sekretaris Perusahaan POLY Tunaryo mengungkapkan, kenaikan harga bahan baku terjadi baik untuk Purified Terephthhalate Acid (PTA) maupun Mono Ethelyn Glicol (MEG).

Perusahaan mencatat, harga bahan baku PTA rerata sepanjang tahun 2020 mencapai US$ 498 per ton dimana rata-rata pada bulan September 2020 lalu sebesar US$ 511 per ton. Harga ini kemudian meningkat dimana per September 2021 mencapai US$ 659 per ton.

Kondisi serupa terjadi untuk bahan baku MEG yang rerata pada tahun 2020 mencapai US$ 490 per ton dan rerata September 2020 sebesar US$ 493 per ton. "Pada September 2021, rerata harga bahan baku MEG terkerek mencapai US$ 651 per ton," kata Tunaryo dalam gelaran Public Expose, Kamis (25/11). 

Baca Juga: Asia Pacific Fibers (POLY) targetkan utilisasi produksi bisa meningkat

Direktur Utama POLY V. Ravi Shankar mengungkapkan, kenaikan harga bahan baku ini pun turut mendorong kenaikan harga produk perusahaan. Kenaikan harga bahan baku ini dinilai terdorong oleh kenaikan harga minyak dan juga peningkatan supply & demand yang terjadi di pasar.

Tren kenaikan harga bahan baku pun diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan. "Kalau bahan baku, buat kita tahun depan pasti ada cenderung naik. Jadi kita antisipasi tahun depan harga bahan baku naik jadi harga produk juga harus naik," ujar Ravi.

Disisi lain, Ravi memastikan belanja modal tahun ini dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi. "Semuanya difokuskan ke produk-produk sesuai permintaan market. Jadi tidak ada ekspansi tapi hanya untuk produk," jelas Ravi.

 

Adapun, untuk tahun ini alokasi belanja modal yang disiapkan perusahaan mencapai US$ 9 juta hingga US$ 10 juta. Hingga kuartal III 2021 realisasinya telah mencapai US$ 7 juta. "Sekitar US$ 4,5 juta untuk pemasangan gas turbin berkapasitas 13 MW untuk kebutuhan listrik menggantikan penyediaan listrik yang selama ini sewa, kini kita menyediakan sendiri," kata Tunaryo.

Sementara itu, sisanya digunakan untuk pemenuhan perlengkapan di Kaliwungu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×