kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biden galang dukungan lawan China dan Rusia: NATO sangat penting bagi AS


Selasa, 15 Juni 2021 / 01:35 WIB
Biden galang dukungan lawan China dan Rusia: NATO sangat penting bagi AS

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada pemimpin NATO pada Senin (14 Juni), pertahanan Eropa, Turki, dan Kanada adalah "kewajiban suci" bagi Amerika Serikat.

Pernyataan Biden ini sebuah perubahan yang nyata dari ancaman pendahulunya Donald Trump untuk menarik diri dari NATO.

Tiba di Brussel dari KTT G7 di Inggris, Biden kembali berusaha menggalang sekutu Barat untuk mendukung strategi AS untuk menahan kebangkitan militer China serta menunjukkan persatuan dalam menghadapi agresi Rusia.

“Pasal Lima adalah kewajiban suci,” kata Biden mengacu pada janji pertahanan kolektif aliansi transatlantik, seperti dikutip Reuters. "Saya ingin seluruh Eropa tahu bahwa Amerika Serikat ada di Eropa".

Baca Juga: Rusia terkait serangan siber atas JBS, AS melihat kemungkinan pembalasan

"NATO sangat penting bagi kami," tegas Biden, yang berusaha memperbaiki hubungan setelah Trump menghina aliansi bersenjata nuklir selama empat tahun terakhir dan apa yang Trump katakan sebagai anggota "nakal".

Sekutu kemungkinan akan mencap China sebagai risiko keamanan bagi aliansi Barat untuk pertama kalinya, sehari setelah negara-negara Kelompok Tujuh (G&) mengeluarkan pernyataan tentang hak asasi manusia di China dan Taiwan.

Biden menyebutkan, baik Rusia maupun China tidak bertindak "dengan cara yang konsisten dengan apa yang kami harapkan", mengacu pada upaya Barat sejak pertengahan 1990-an untuk membawa kedua negara itu ke dalam demokrasi liberal.

Para pemimpin Sekutu khawatir tentang pembangunan kekuatan militer Rusia baru-baru ini di dekat Ukraina, serta serangan rahasia dan siber untuk melemahkan negara-negara Barat, meskipun Moskow membantah melakukan itu. 

Sementara China tidak lagi dilihat sebagai mitra dagang yang ramah.

Selanjutnya: Ukraina menerima bantuan US$ 150 juta dari AS untuk memperkuat militer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×