BBCA Chart by TradingView
Adapun Bank Mandiri berhasil keluar menjadi bank nomor dua dengan layanan Livin’. Jumlah transaksi superApp milik Bank Mandiri inii tembus 881 juta transaksi secara year to date hingga Juni 2022.
Berkat itu, nilai transaksi Livin' by Mandiri mencapai lebih dari Rp 1.080 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode Juni 2021 lalu.
“Tak hanya itu, kinerja perseroan juga ditopang oleh kekuatan superapp Livin by Mandiri yang handal, hingga hanya dalam 8 bulan sudah diunduh oleh 15 juta downloader dan mampu mengeksekusi hingga 21.000 transaksi per detik,” ungkap Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha kepada Kontan.co.id pada Kamis (11/8).
Kendati demikian, Bank Mandiri juga punya platform digital wholesale andalan Bank Mandiri ini juga mampu mencatatkan peningkatan pengguna sebesar 137% dari 23 ribu pada akhir 2021 menjadi 55.000 akhir Juni 2022 lalu.
Dengan nilai transaksi mencapai Rp 8.053 triliun atau tumbuh 29% yoy di semester I 2022. Akselerasi digital yang konsisten tersebut juga berhasil meningkatkan rasio dana murah (CASA) Bank Mandiri menjadi sebesar 75% di kuartal II 2022.
“Kehadiran layanan digital ini secara spesifik didesain untuk melengkapi seluruh kebutuhan nasabah dari hulu ke hilir. Mulai dari nasabah ritel atau perorangan hingga wholesale,” jelasnya.
Baca Juga: Upaya Perbankan Penuhi Kebutuhan Talenta Digital di Tengah Tingginya Persaingan
Ia menyatakan Livin’ by Mandiri masih menjadi aplikasi andalan perseroan, yang telah dilengkapi dengan dua fitur unggulan teranyar perseroan. Akhir Mei 2022 lalu, Bank Mandiri telah merilis fitur investasi bertajuk Livin’ Investasi. Rudi mengatakan, fitur ini menawarkan kemudahan investasi bagi pengguna dengan lebih cepat dan aman.
Pengguna Livin’ by Mandiri dapat langsung membeli reksa dana secara praktis mulai dari Rp 100.000. Bank Mandiri pada 22 Juli 2022 lalu juga meluncurkan fitur Livin’ Sukha.
Hadirnya fitur ini lanjut Rudi, memungkinkan nasabah untuk memenuhi kebutuhan transaksi dalam satu aplikasi, seperti transaksi pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, entertainment, pembelian voucher gim, pengajuan kredit, dan lain lain.
Di posisi ketiga, ada layanan BRImo milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang memiliki nilai transaksi mencapai Rp 1.075 triliun di semester 1-2022. Nilai itu naik 131% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 466 triliun.
“Hingga kuartal II-2022, BRImo telah digunakan oleh 18,47 juta users atau tumbuh 66,3% yoy. Adapun jumlah transaksi BRImo hingga akhir Juni 2022 diketahui sebesar 726,4 juta atau tumbuh 136,5% YoY,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id.
Ini tidak terlepas dari upaya BRI mengembangkan Super Apps BRImo untuk menjawab kebutuhan nasabah akan transaksi digital yang lebih mudah, cepat dan aman. Hingga saat ini BRI telah merilis lebih dari 100 fitur di dalam BRImo yang terhubung dengan berbagai aggregator/biller terbaik.
Beberapa fitur andalan BRImo ada Digital Saving, Registrasi BRImo, Fast Menu, Tarik Tunai Tanpa Kartu dan Personal Financial Management. Juga ada fitur investasi diantaranya top up DPLK, buka rekening britama dan pembukaan RDN. Disamping itu, dalam waktu dekat BRI akan meluncurkan pembelian produk SBN pasar primer melalui financial super Apps BRImo.
Setelah itu, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) yang mencatatkan jumlah pengguna aplikasi BNI Mobile Banking mencapai 12,14 juta nasabah sampai dengan Juni 2022 atau meningkat 34,7% YoY.
Jumlah transaksi meningkat signifikan sebesar 34,8% hingga mencapai 271 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 368 triliun atau tumbuh 36,8% YoY.
Baca Juga: BNI Perkirakan Biaya Dana Akan Naik Hingga Akhir Tahun, Ini Penyebabnya
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, transformasi digital telah memberi kontribusi yang cukup kuat baik dari segi operasional maupun profitabilitas BNI. Sebagai salah satu pionir digital banking, perseroan proaktif meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dalam mendorong dan mengembangkan solusi digital bagi para nasabah.
“Tentunya pencapaian yang sangat baik ini akan terus dijaga dan ditingkatkan. BNI terus memperkuat eksistensi untuk menjadi channel layanan perbankan utama bagi nasabah perbankan Indonesia,” kata Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.
Susi melanjutkan, perseroan telah menjalin partnership dengan lebih dari 4.000 partner Application Programming Interface (API), dengan total layanan mencapai 443 layanan.
Fungsi perbankan untuk memberikan akses layanan keuangan kepada masyarakat, terutama di remote area, juga terus ditingkatkan dengan menjadikan layanan branchless banking atau BNI Agen46 sebagai ujung tombak.
Jumlah Agen46 yang merupakan perpanjangan tangan bank ini sudah mencapai lebih dari 161.000 agen untuk membantu, sebagian masyarakat yang belum terlayani institusi keuangan formal. Bahkan, nilai volume transaksi dari Agen46 sudah mencapai Rp 37,32 triliun.
Layanan uang elektronik lewat produk Tapcash juga turut mendukung tren transaksi non tunai masyarakat. Total 8,89 juta kartu Tapcash yang beredar mampu mendukung transaksi transportasi, F&B, dan minimarket dengan volume transaksi sebesar Rp 698 miliar.
Selain itu, kinerja digital Business Banking juga tercatat semakin kuat pada paruh pertama tahun ini. Solusi digital bisnis BNIDirect membukukan kinerja yang semakin kuat. Dengan total user telah mencapai 79.800, BNIDirect telah membukukan volume transaksi lebih dari Rp 2.500 triliun.
“Seluruh otorisasi transaksi BNIDirect diamankan dengan PIN Dinamis yang dihasilkan oleh token fisik atau mobile. Peran BNIDirect sebagai Corporate Digital Services selama ini sangat membantu nasabah bisnis dan terus mendapat apresiasi,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reporter: Maizal Walfajri
Editor: Anna Suci Perwitasari