kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI Khawatir Kenaikan Tarif Transportasi Akibat Harga BBM Kerek Inflasi


Rabu, 14 September 2022 / 15:21 WIB
BI Khawatir Kenaikan Tarif Transportasi Akibat Harga BBM Kerek Inflasi
ILUSTRASI. BI khawatirkan kenaikan tarif transportasi dapat mengerek inflasi

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi tahunan Indonesia mulai melandai. Pada Agustus 2022, inflasi tahunan tercatat 4,69%, atau turun tipis jika dibandingkan pada inflasi Juli 2022 yang mencapai 4,94% secara tahunan. Hal tersebut disebabkan karena harga-harga pangan yang bergejolak.

Adapun inflasi komponen harga pangan bergejolak atau volatile food mencapai 8,93% secara tahunan di Agustus 2022. Angka ini juga turun dibandingkan Juli 2022 yang tercatat mencapai 11,47%. Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan, inflasi pangan harus bisa diturunkan di bawah 5%.

"Masih tinggi (posisi Agustus), inflasi harga pangan bergejolak mestinya harus turun di bawah 5%," ujar Perry dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Rabu (14/9).

Oleh karena itu, Perry mengatakan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia tengah berupaya untuk mengendalikan dampak rambatan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikarenakan dapat berpotensi meningkatkan inflasi. Terutama pada sektor jasa angkutan umum atau transportasi agar tidak terkena dampak rambatan tersebut.

Baca Juga: Kelangkaan Stok, Harga Sembako Ini Bisa Makin Pedas

"Dengan adanya penyesuaian harga pertalite dan solar, yang harus kita lakukan adalah bagaimana hal itu tidak merembet kepada kenaikan harga-harga angkutan," ungkapnya.

Pasalnya, saat ini kenaikan harga BBM sudah berimbas kepada naiknya tarif angkutan umum atau transportasi. Sehingga perlu dilakukan upaya agar efek kenaikan tarif angkutan umum dapat dikendalikan. Hal ini dikarenakan kenaikan tarif angkutan umum juga akan memicu terjadinya kenaikan harga bahan-bahan pokok.

Sehingga apabila dampak merembet kepada tarif angkutan bisa dikendalikan, menurut Perry, maka dampak terhadap harga pangan juga bisa dikendalikan dan ikut mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Agar inflasi daya beli yang 3% itu tidak ikut merambat naik. Inilah yang harus kita patahkan dengan bersinergi dan bergotong-royong bersama-sama, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lainnya," kata Perry.

Baca Juga: Pemerintah Didorong Prioritaskan Pengembangan Energi Panas Bumi

Oleh karena itu, dirinya bersyukur karena tarif angkutan umum sudah diputuskan oleh pemerintah pusat sejalan dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintah daerah yang telah menggelontorkan bantuan sosial kepada sektor angkutan umum. Tidak hanya itu, upaya sinergi dan kerjasama antara stakeholder juga diperlukan untuk bisa sama-sama mengendalikan inflasi.

"Makanya kenapa tarif angkutan pusat sudah diputuskan dan saya berterima kasih kepada Wakil Gubernur Jawa Timur dan berbagai daerah-daerah lain juga sudah ada bantuan-bantuan kepada angkutan, kepada bantuan sosial, ini agar dampak rembetannya bisa dikendalikan," kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×