kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Deflasi Terlihat pada Pekan Kedua Agustus 2022


Sabtu, 13 Agustus 2022 / 13:33 WIB
BI: Deflasi Terlihat pada Pekan Kedua Agustus 2022
ILUSTRASI. BI melihat terjadi deflasi pada pekan kedua Agustus 2022

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengatakan, penurunan harga (deflasi) terlihat pada pekan kedua Agustus 2022. Berdasarkan survei pemantauan harga BI, deflasi pada minggu kedua Agustus 2022 sebesar 0,10% mom. 

Padahal, pada Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) inflasi sebesar 0,64% mom. Ini membuat inflasi tahunan melesat ke 4,94% yoy. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi, BI, Erwin Haryono, mengatakan, ada sejumlah komoditas yang mendorong deflasi pada awal Agustus 2022 ini, seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng. 

Baca Juga: BI Catat Penurunan Harga pada Pekan Pertama Bulan Agutus 2022

"Bawang merah mengalami deflasi sebesar 0,14% mom, kemudian cabai merah mengalami deflasi sebesar 0,09% mom, serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing mengalami penurunan harga sebesar 0,06% mom," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (12/8). 

Selain komoditas tersebut, ada juga penurunan harga dari komoditas daging ayam ras sebesar 0,04% mom, tarif angkutan udara sebesar 0,03% mom, tomat sebesar 0,02% mom, serta bayam dan jeruk yang masing-masing turun 0,01% mom. 

Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga (inflasi) pada periode minggu kedua Agustus 2022, seperti bahan bakar rumah tangga yang naik 0,08% mom, rokok kretek filter naik 0,03% mom, serta air kemasan dan beras yang masing-masing naik 0,01% mom. 
m
Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×