kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Catat Nilai Tukar Rupiah Telah Tertekan 1,20% dari Posisi Akhir April 2022


Rabu, 25 Mei 2022 / 06:45 WIB
BI Catat Nilai Tukar Rupiah Telah Tertekan 1,20% dari Posisi Akhir April 2022

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Masih ada tekanan pada pergerakan nilai tukar rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada 23 Mei 2022, nilai tukar rupiah terdepresiasi 1,20% bila dibandingkan dengan posisi akhir April 2022. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, melemahnya mata uang Garuda disebabkan oleh hengkangnya arus modal asing dari pasar keuangan dalam negeri (capital outflow). 

“Aliran modal asing yang keluar, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” tutur Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Mei 2022 secara daring, Selasa (24/5). 

Adapun, memang investasi portofolio pada kuartal II-2022 hingga 20 Mei 2022 memang mencatat net capital outflow hingga US$ 1,2 miliar. Aliran masuk modal asing juga tertahan seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. 

Baca Juga: Bank Amar Akan Gelar Rights Issue, Begini Rekomendasi Analis

Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah per 23 Mei 2022 melemah sekitar 2l87% dibandingkan dengan level akhir 2021. Meski begitu, Perry melihat pelemahan nilai tukar rupiah masih relatif lebih baik dibandingkan dengan pelemahan mata uang sejumlah negara sebaya. 

Seperti Rupee India, harus melemah sebesar 4,11%. Kemudian Malaysia melemah 5,10%, serta Korea Selatan bahkan melemah hingga 5,97%. “Kondisi ini karena terjaganya pasokan valuta asing domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia,” jelas Perry. 

Ke depan, Perry yakin stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga, didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan dan suplai valas dari korporasi yang terus berlanjut. 

“BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×