kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat disiplin fiskal, tingkat utang Indonesia diklaim masih aman


Selasa, 07 Desember 2021 / 05:15 WIB
Berkat disiplin fiskal, tingkat utang Indonesia diklaim masih aman

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Walau bertambah besar, kondisi utang Indonesia saat ini disebut masih dalam keadaan aman. Disiplin fiskal yang dijalankan Indonesia membuat tingkat utang Indonesia masih dalam batas yang aman.

“Utang Indonesia saat ini tidak dalam kondisi bermasalah. Sebelum era pandemi Covid-19, selama bertahun-tahun khususnya di 2016, defisit anggaran kita selalu di bawah 3%, dan lebih sering di bawah 2% dari produk domestik bruto (PDB), sehingga fiskal kita sangat disiplin,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam dalam  KONTAN Webinar bertajuk Presidensi G20 – Manfaat bagi Indonesia dan Dunia, Senin (6/12).

Untuk itu, Febrio bilang, karena faktor fiskal yang disiplin itulah akhirnya membuat rasio utang Indonesia terhadap PDB sangat rendah yakni 30% sebelum pandemi di 2019. Selain itu, level tersebut juga merupakan salah satu level utang terendah di dunia. Apalagi untuk negara nomor 16 dengan ekonomi terbesar seperti Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah susun sejumlah aturan pelaksanaan pajak karbon

Sementara itu, jika dibandingkan dengan kondisi utang di negara-negara maju bahkan ada yang rasio utangnya sampai di kisaran 80% sampai 100% dari PDB.

“Kedisiplinan fiskal Indoensia sebelum pandemi juga membuat pemerintah sangat aman ketika kita masuk ke dalam tantangan pandemi. Ketika pandemi kita jadi tahu negara harus hadir dalam konteks ini fiskal harus hadir sangat kuat,” tutur Febrio.

Selain itu, menurtnya, karena pemerintah sudah menjaga disiplin fiskal dengan baik sampai sebelum pandemi, maka saat ini Indonesia dalam posisi yang sangat aman untuk mengatasi pandemi secara fuskal.

Tercatat, kenaikan utang Indonesia selama pandemi hanya 10% dari PDB, lebih banyak dari negara lain seperti Argentina yang selama pandemi utangnya 50% dari PDB dan akhirnya mengalami kisis. Selain itu, China juga kondisi utangnya sampai 40% dari PDB serta Brasil dan Turki juga utangnya  naik drastis sehingga saat ini mengalami krisis.  

Lebih lanjut, Febrio mengatakan, saat ini rasio utang Indonesia ada di kisaran 40%. Dengan melakukan reformasi perpajakan, Febrio optimistis tingkat utang ke depannya akan lebih stabil lagi.

“Jadi utang tidak masalah, karena kita mempunyai disiplin fiskal yang baik, sehingga saat pandemi kita bisa menaikan utang dengan sangat kredibel. Setelah ini di 2023, kita akan berkomitmen defisitnya akan dibawah 3% atau lebih rendah lagi, sehingga level utang kita akan sangat terjaga,” imbuh Febrio. 

Baca Juga: BKF sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tak pernah di bawah pertumbuhan global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×