kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beralih ke Energi, Surya Esa (ESSA) Bersiap Memproduksi Blue Amonia Pada Akhir 2024


Senin, 21 Maret 2022 / 07:15 WIB
Beralih ke Energi, Surya Esa (ESSA) Bersiap Memproduksi Blue Amonia Pada Akhir 2024

Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) bersiap untuk memproduksi blue amonia pada tahun 2024.

Wakil Presiden Direktur Utama PT Surya Esa Perkasa Tbk Kanishk Laroya mengungkapkan, pihaknya bakal mengkonversi fasilitas yang ada saat ini dari produksi amonia menjadi blue amonia.

"Kalau untuk blue amonia estimasi di akhir 2024 kami berharap sudah bisa beroperasi sebagai pabrik blue amonia," ungkap Kanishk dalam diskusi virtual, Sabtu (19/3).

Kanishk melanjutkan, sejumlah persiapan kini masih dilakukan termasuk untuk feasibility study atau studi kelayakan proyek. Untuk saat ini, kebutuhan investasi diperkirakan bakal mencapai US$ 100 juta hingga US$ 200 juta.

Dengan konversi produk ini maka ESSA akan beralih dari menghasilkan produk kimia menjadi produk energi.

Baca Juga: Pemulihan Pasar LPG dan Amonia Dongkrak Kinerja Surya Esa Perkasa (ESSA)

Selain itu, dari diskusi awal yang dilakukan manajemen dengan sejumlah pihak terkait, komoditas blue amonia dinilai memiliki harga yang lebih tinggi ketimbang amonia yang diproduksi saat ini. Selisihnya mencapai US$ 100 hingga US$ 120 per ton.

Sebagai tahapan awal, ESSA sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Maret 2021 lalu.

Diketahui Jepang telah berkomitmen untuk mengambil blue amonia sebanyak 2 juta ton per tahun hingga 2025 mendatang. Jumlah ini ditargetkan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun di 2030.

Di sisi lain, manajemen ESSA optimistis harga komoditas baik LPG maupun amonia bakal tetap terjaga untuk tahun ini.

Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk Prakash Chand Bumb mengungkapkan, konflik Rusia-Ukraina berdampak pada peningkatan harga komoditas khususnya amonia. Kendati demikian, sebelum konflik terjadi, tren peningkatan harga diakui telah terjadi.

"Terkait panduan untuk pendapatan dan laba ditahun 2022 meskipun kami melihat tahun ini cukup baik tapi sulit memberikan panduan (gambaran)," terang Prakash.

Yang terang, Prakash berharap tingkatan harga dapat tetap terjaga.

 

Kanishk menambahkan, Rusia tercatat sebagai salah satu pemasok utama produk amonia di dunia. Kendala pasokan berpotensi mengerek harga produk amonia. Untuk itu, pihaknya pun kini masih terus memantau situasi terkini.

"Kami berkontribusi sekitar 700.000 ton per tahun dan Rusia kontribusi lebih dari 4 juta ton per tahun. Nah, ini suatu hal yang harus tetap kita monitor ke depan dan melihat dampaknya ke harga," pungkas Prakash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×