kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Belanja Masyarakat Melandai pada Ramadan 2023, Berikut Penyebabnya


Rabu, 10 Mei 2023 / 05:30 WIB
Belanja Masyarakat Melandai pada Ramadan 2023, Berikut Penyebabnya

Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi masyarakat pada saat Ramadan 2023 terpantau melambat bila dibandingkan dengan Ramadan tahun 2022. 

Data Bank Central Asia (BCA) Spending Index menunjukkan, rata-rata indeks belanja masyarakat selama Ramadan 2023 sebesar 126,5. 

Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata indeks belanja masyarakat selama Ramadan 2022 yang mencapai 139,7. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengakui, memang tingkat konsumsi masyarakat pada Ramadan tahun ini tidak setinggi yang diharapkan. 

Baca Juga: Masyarakat Makin Selektif dalam Berbelanja

"Tidak setinggi tahun lalu. Tidak seperti yang diharapkan. Namun, ini tetap lebih tinggi dibandingkan dengan masa pandemi Covid-19," tutur David kepada Kontan.co.id, Selasa (9/5). 

David menduga, penuruan belanja tersebut sehubungan dengan beberapa hal. 

Pertama, penurunan harga komoditas yang mendorong pelemahan daya beli masyarakat yang berkecimpung dalam lapangan kerja terkait. 

Kedua, adanya perlambatan ekonomi beberapa sektor ekonomi seperti teknologi, sehingga mengurangi daya beli masyarakat di lapangan kerja terkait. 

Ketiga, ada pengurangan tenaga kerja yang membuat masyarakat harus hati-hati dalam berbelanja. 

Keempat, adanya berita mengenai ketidakpastian global yang kemudian membuat masyarakat kelas menengah dan atas untuk mengerem konsumsi. 

Akan tetapi, David berharap ke depan belanja masyarakat makin meningkat. Ini seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah yang menekan inflasi impor (imported inflation) dan perbaikan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

×