kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini upaya rumah sakit swasta untuk mendukung program vaksinasi corona


Rabu, 06 Januari 2021 / 09:00 WIB
Begini upaya rumah sakit swasta untuk mendukung program vaksinasi corona

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin Covid-19 Sinovac sudah didistribusikan ke 34 provinsi mulai 3 Januari 2021 lalu oleh Bio Farma. Tahap pertama program vaksinasi akan menyasar 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik pada Januari - April 2021.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanafi menuturkan, pihaknya siap mendukung dan membantu pelaksanaan program vaksinasi mendatang. Adapun untuk tahap pertama dengan prioritas kepada tenaga kesehatan (Nakes) sudah dilakukan pelatihan dan koordinasi kepada dinas-dinas kesehatan dan Kementerian Kesehatan untuk penunjukan petugas.

Kemudian persiapan infrastruktur mulai dari rantai dingin, penyimpanan vaksin sesuai standar yang ditetapkan nantinya, hingga edukasi soal vaksinasi kepada masyarakat.

Baca Juga: Itama Ranoraya targetkan jual 5 juta sampai 10 juta unit swab antigen test di 2021

"Edukasi juga ke masyarakat yang akan dapatkan imunisasi, dampaknya apa harus bagaimana. SOP kita siapkan fasilitas kita siapkan tentunya kita kerjasama dengan para dokter. Kita antisipasi juga kemungkinan adanya kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI dampaknya. Prosedur itu kita harus siapkan secara betul," kata Ichsan kepada Kontan.co.id pada Selasa (5/1).

Ichsan menyebut usai masyarakat atau Nakes memperoleh suntikan vaksin diharapkan dapat tinggal di tempat selama paling tidak 30 menit guna mengetahui apakah ada KIPI yang muncul. "Setelah imunisasi ini tidak langsung pulang. Jadi tunggu dulu takutnya ada dampak setelah itu, tentunya kita siapkan untuk tanggulangi dampak KIPI. Ini juga kita siapkan untuk vaksinasi kepada Nakes nanti," imbuhnya.

Ichsan menambahkan, perlu bantuan pemerintah dalam mengedukasi masyarakat agar yakin datang ke fasilitas kesehatan guna dapatkan vaksinasi. "Sosialisasi harus progresif lagi semuanya ini perlu edukasi," kata Ichsan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, disiapkan juga tim KIPI di pusat dan daerah. Selain itu petugas vaksinator juga sudah dilatih untuk mengenali adanya KIPI pada peserta vaksinasi. "Petugas vaksinator juga diberikan kemampuan untuk mengenali KIPI juga," kata Nadia.

Baca Juga: Vaksinasi vaksin virus corona dimulai 13 Januari 2020, Jokowi orang pertama disuntik

Vaksinasi Covid-19 bukan menjadi program yang baru dilakukan Indonesia. Nadia menjelaskan sebelumnya pemerintah sudah berpengalaman dalam program vaksinasi seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan kampanye vaksin Measles and Rubela (MR). Maka fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) disebut sudah memiliki pengalaman.

Nadia juga memastikan adanya koordinasi kepada fasyankes melalui Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota guna menyukseskan program vaksinasi mendatang. "Kini adalah bagaimana edukasi kepada masyarakat soal vaksinasi Covid-19," imbuhnya.

Selanjutnya: Jokowi minta Menkes selesaikan vaksinasi kurang dari satu tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×