Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eastparc Hotel Tbk menunda ekspansi penambahan jaringan hotel barunya. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 kondisi ekonomi global maupun lokal dilanda ketidakpastian.
Direktur Eastparc Hotel Wahyudi Eko Sutoro menjelaskan penundaan pembangunan hotel baru perusahaan lantaran ketidakpastian kondisi ekonomi dunia dan juga masih dipikirkan pembangunannya. "Kami lebih memilih fokus untuk menambah atau membuat fasilitas yang sudah ada," ujarnya menjawab kontan.co.id dalam paparan publik virtual, Kamis (26/11).
Menurutnya, fokus tersebut disebabkan Eastparc Hotel telah dikenal dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions). Dari sana, perusahaan berupaya berinovasi untuk menambah fasilitas yang juga family friendly.
Baca Juga: China beli batubara Indonesia hingga US$ 1,4 miliar, emiten domestik bisa diuntungkan
Lebih lanjut, ia menyebut proyek penambahan fasilitas yang sedang berjalan yaitu Aquaparc yang mana progresnya mencapai 60%-70%. "Kami targetkan Desember sudah selesai," sebutnya.
Dengan begitu, saat ini emiten berkode saham EAST di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru mengelola 1 hotel bintang 5 di Yogyakarta.
Dengan adanya penundaan ekspansi hotel baru, Yudi bilang dananya dialihkan untuk perbaikan kinerja keuangan, secara khusus di kuartal II lalu yang turun karena tidak beroperasi akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan paparan perusahaan, hingga Oktober 2020 tercatat pendapatan perusahaan sebesar Rp 28,02 miliar. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan bulan September yang mencatatkan pendapatan Rp 24,17 miliar. Kemudian, laba periode berjalan di Oktober juga mencatatkan peningkatan menjadi Rp 1,15 miliar dari September 2020 sebesar Rp 603,27 juta.
Baca Juga: Genjot kinerja, Uni-Charm Indonesia (UCID) bersiap tingkatkan investasi tahun depan
Yudi menyebutkan, menjelang akhir tahun ini tren mulai membaik. Karenanya, hingga tutup tahun EAST memprediksi bisa mencatatkan pendapatan sebesar Rp 35,73 miliar dengan laba periode berjalan sebesar Rp 2,45 miliar.
Yudi menyebutkan bahwa manajemen optimis bisa mencapai tingkat hunian di level 65%-70% di tahun depan. Dari sana, EAST berharap bisa membukukan kinerja yang lebih baik lagi dengan pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp 36 miliar - Rp 48 miliar. Sementara, laba sebelum pajak sebesar Rp 8 miliar - Rp 14 miliar.
Beberapa strategi juga telah dirumuskan untuk memperkuat penjualan demi tercapainya target pendapatan tersebut melalui penambahan fasilitas. Kemudian, fokus penjualan pada segmen market binsis dengan kontribusi pendapatan 60% dan market staycation 40%.
"Hal ini tentu tidak terlepas dari harapan semakin membaiknya penanganan Covid-19 dan penemuan vaksin yang dapat segera terdistribusi dengan baik," tandasnya.
Selanjutnya: Kuartal III-2020, pendapatan Jaya Trishindo (HELI) melorot 31,36%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News