kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi Penago Utama (PNG) menggenjot kinerja di kuartal IV


Sabtu, 21 November 2020 / 10:30 WIB
Begini strategi Penago Utama (PNG) menggenjot kinerja di kuartal IV

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pinago Utama Tbk menyusut di sembilan bulan pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten berkode saham PNGO ini hanya mencatatkan penjualan sebesar Rp 995,48 miliar di sepanjang Januari-September  2020, turun  23,59% dibanding realisasi periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,30 triliun. 

Bersamaan dengan penjualan yang turun, laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih perusahaan ikut turun 91,24% secara tahunan atau year-on-year  (yoy) dari semula Rp 31 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 2,71 miliar di Januari-September 2020.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PNGO Meli Tantri menjelaskan, kinerja penjualan perusahaan yang turun dipicu oleh penjualan karet dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang melemah.

Baca Juga: Intip rencana ekspansi bisnis Jasa Armada Indonesia (IPCM) di tahun depan

Menurutnya, penurunan penjualan yang terjadi pada lini produk karet disebabkan  oleh turunnya harga jual karet, sementara penjualan CPO yang melemah lebih disebabkan oleh volume penjualan yang turun akibat pasokan tandan buah segar (TBS) yang menyusut.

Mengutip data internal perusahaan, volume penjualan CPO di sepanjang Januari-September 2020 hanya mencapai 45.934 metrik ton (MT). Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi volume penjualan CPO pada periode sama tahun lalu yang mencapai 66.461 MT.

“Untuk produk CPO, kendati harga jual membaik namun terjadi penurunan pasokan TBS sebagai dampak musim kering tahun 2019 lalu dan berimbas pada turunnya volume penjualan CPO,” kata Meli kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Sejalan dengan penjelasan Meli, penjualan lini karet dan sawit perusahaan memang masing-masing mengalami penurunan. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan karet PNGO tercatat turun  25,86% yoy menjadi Rp 564,79 miliar, sedangkan minyak sawit dan inti sawit turun 20,43% yoy menjadi Rp 424,88 miliar. Penjualan kompos sama belaka, lini penjualan tersebut tercatat mengalami penurunan 17,21% menjadi Rp 5,80 miliar di tiga kuartal pertama tahun ini.

Baca Juga: Dwi Guna Laksana (DWGL) cetak laba Rp 66,34 miliar di kuartal III, ini pendorongnya

Untungnya, kondisi sudah mulai membaik di kuartal IV tahun ini. Berdasarkan pengamatan Meli, harga jual karet sudah mulai kembali meningkat di kuartal IV. Bila sebelumnya harga karet SIR 20 atau crumb rubber berada di kisaran kurang lebih US$ 1,1 - US$ 1,3 per kg selama Juni-September 2020, saat ini posisi harga karet SIR 20 berada di sekitar US$ 1,6 per kg.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×