kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi pemerintah untuk menghindari middle income trap


Sabtu, 21 Agustus 2021 / 07:40 WIB
Begini strategi pemerintah untuk menghindari middle income trap

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status middle income trap menjadi perhatian penting di berbagai negara berkembang. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya pemikiran serta strategi agar Indonesia tidak terperangkap dalam middle income trap dan mampu menjadi negara high income country.

“Pertama adalah pembangunan sumber daya manusia. SDM-nya adalah mereka yang pasti memiliki skill atau pendidikan, jadi kapasitas intelektualnya berkembang dan skill-nya dari sisi kemampuan untuk bisa bekerja dan bekerja sama itu berkembang, dan tentu mereka juga harus sehat,” jelas Menkeu dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045, Jumat (20/8).

Menkeu menekankan bahwa reformasi di bidang kesehatan dan pendidikan penting untuk membangun SDM yang berkualitas unggul. Aspek kesehatan termasuk bagian dari tugas pemerintah pusat yang didelegasikan ke pemerintah daerah.

Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, penanganan kesehatan sangat tergantung tentu dari sisi tindakan pemerintah pusat namun juga sangat tergantung kepada kepemimpinan dan sistem kesehatan di daerah.

Baca Juga: Kemenkeu salurkan Rp 54,2 triliun pembiayaan investasi untuk 5 BLU ini

“Saya ingin mengajak kepada yang hadir pada hari ini, Ayok pada saat kita menghadapi pandemi kita sekaligus melihat dan meneropong meneliti bagaimana membangun sistem kesehatan yang baik di Indonesia. Mungkin di Indonesia selama ini kita bicara tentang BPJS Kesehatan, akses kesehatan, dan fasilitas kesehatan dasar. Nah hal-hal seperti ini menurut saya menjadi area yang membutuhkan pemikiran dan penelitian. Bisa belajar dari negara lain, namun kita juga bisa melihat dari negara kita sendiri,” lanjut Menkeu.

Sama seperti bidang kesehatan, pendidikan ini juga merupakan urusan yang didelegasikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, khususnya untuk pendidikan dasar hingga menengah. Reformasi di dunia pendidikan sangat penting dilakukan, serta ditunjang dengan penggunaan teknologi.

"Jadi bagaimana kita mendesain pendidikan? Teknologi menjadi penting lagi terutama dalam situasi pandemi dimana anak-anak kita tidak bisa belajar di kelas selama satu setengah tahun. Ini masa yang panjang sekali dan pasti ada dampaknya. Saya berharap ini akan menjadi pemikiran, karena anak-anak yang sekarang ini sedang menghadapi pandemi, merekalah yang akan jadi milenial pada saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya,” tambah Menkeu.

Aspek kedua untuk menghindari middle income trap adalah jaring pengaman sosial. Menkeu mengatakan bahwa di negara maju desain jaring pengaman sosialnya bisa memastikan bahwa negara bisa maju namun juga menjamin tidak ada bagian sekelompok dari penduduknya yang tertinggal. Jaring pengaman sosial adalah menjaga agar masyarakat sosial bisa maju bersama-sama secara adil namun tetap kompetitif.

Baca Juga: Pemerintah pertimbangkan ganti fasilitas rumah dinas anggota DPR menjadi tunjangan

“Ini adalah suatu pemikiran yang perlu untuk kita lakukan. Saat ini pemerintah sedang memikirkan untuk membuat reformasi jaring pengaman sosial. Bagaimana memberikan bantuan tanpa membuat mereka menjadi merasa punya entitlement, bagaimana kita bisa membantu keluarga dan anak-anaknya yang tertinggal tapi pada saat yang sama juga memberikan penguatan, dan bagaimana subsidi di Indonesia harus di-reform supaya mencapai target dan sasarannya,” jelas Menkeu.

Transformasi ekonomi menjadi aspek ketiga agar terhindar dari middle income trap.



TERBARU

×