Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba 19,87% year on year (yoy) menjadi Rp 920 miliar di semester 1-2021. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo optimis mengejar rencana bisnis bank hingga penghujung 2021.
Ia mengakui telah merevisi penyaluran kredit sejak awal tahun. Awalnya bank bersandi saham BBTN ini menargetkan kredit bisa tumbuh 9% sepanjang 2021. Namun pada awal tahun kasus Covid-19 masih tinggi sehingga manajemen merevisi menjadi 6% hingga 7%..
"Untuk target laba, tentu kita sesuaikan, karena kita butuh waktu untuk bisa melakukan restrukturisasi dan siapkan pencadangan. Ini lebih penting sehingga target laba kita revisi, tentu kita sesuaikan dengan pertumbuhan kredit," kata Heru.
“BTN mencoba untuk meningkatkan laba dan menjaga sustainability pada saat yang sama. Jadi kalau target laba, kita ingin tumbuh sesuai pertumbuhan pinjaman. Kalau bisa capai Rp 2 triliun pertanyaannya, kita usahakan, mudah-mudahan,” ujar Haru.
Baca Juga: Laba Bank BTN (BBTN) naik 19,87% menjadi Rp 920 miliar di semester I 2021
Ia melihat PPKM telah berdampak pada aktivitas nasabah BTN. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan bisnis. Haru menyebut biasanya bank mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan. Walau saat ini kinerja BTN sudah jauh di atas rata-rata industri, tapi masih lebih rendah pada saat kondisi normal di tahun sebelum pandemi.
“Terkait pencadangan, ini yang terus kita upayakan. Pertama, memberikan kesempatan pada debitur yang masih punya prospek usaha, tentu kami berikan pelonggaran kita restrukturisasi lagi dan itu diperbolehkan oleh OJK,” tambah Haru.
Lanjutnya, BTN akan menambah pencadangan dengan utamakan sustainability ke depan. Supaya BTN bisa tumbuh memilih pencadangan. Saat ini, BTN telah memiliki pencadangan NPL covarege ratio di level 120,72% lebih tinggi dibandingkan paruh pertama 2020 sebesar 107,9%.
“Apakah ini cukup?Kita akan upayakan dan sesuaikan dengan kondisi kolektibilitas portofolio kita. Jadi ada kemungkinan ditambah untuk berjaga-jaga, jadi sifatnya berjaga-jaga,” tambah Haru.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyatakan akan menjaga non performing loan (NPL) BTN di penghujung tahun berkisar 3,8% hingga 3,9%. Adapun saat ini NPL BTN ada di posisi 4,10%. Lebih baik dibandingkan semester pertama 2020 senilai Rp 4,71%.
Guna mencapai target kredit itu BTN telah menyiapkan dua strategis. Pertama, memantau dan melihat ulang status kredit yang telah direstrukturisasi. Ia bilang akan meninjau kredit yang keluar dari status restrukturisasi, harus diperpanjang, maupun jatuh pada NPL.
Kedua, kita ada inisiatif menjual aset NPL kepada investor pada tahun ini. Ia mengaku saat ini, sudah ada investor yang berminat membeli proyek perumahan yang menjadi aset BTN. Meski belum merinci nama investor, Nixon bilang proses ini sudah masuk due diligence dan pembahasan mekanisme pembayaran, syarat, dan harga.
Selanjutnya: BTN tawarkan emas untuk nasabah take over KPR/KPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News