kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kata pengamat BUMN soal investasi Telkomsel di Gojek


Senin, 12 Juli 2021 / 10:25 WIB
Begini kata pengamat BUMN soal investasi Telkomsel di Gojek

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, sejumlah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) aktif berinvestasi pada perusahaan-perusahaan rintisan atau start up digital.

Misalnya saja, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menanamkan dana senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun ke Gojek. Hal ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya pada 16 November 2020 Telkomsel melakukan investasi di Gojek sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2,17 triliun.

Apalagi, Gojek kini juga telah merger dengan PT Tokopedia. Perusahaan baru tersebut bernama GoTo.  Sehingga GoTo Group juga akan menggabungkan e-niaga, sesuai permintaan, dan layanan keuangan, menciptakan platform pertama di Asia Tenggara yang menampung tiga kasus penggunaan penting ini dalam satu ekosistem.

Menanggapi hal itu, Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai salah satu start up Unicorn seperti Gojek dinilai memiliki nilai kapitalisasi yang besar.  Bahkan Toto bilang Gojek memiliki keunggulan sebagai platform simple dengan fitur yang lengkap. 

Baca Juga: Jadi investor Bukalapak, begini penjelasan Mandiri Capital Indonesia

“Dengan One stop service tentu akan memiliki dampak pada jumlah pengguna yang membludak, bahkan Gojek di atas 100 juta pelanggan. Akibat nya imi akan menarik minat banyak investor juga,” ujar Toto kepada Kontan.co.id, Minggu (11/7). 

Untuk itu, ia melihat bahwa Telkomsel tentu berkepentingan untuk melakukan sinergi strategis dengan Gojek, apalagi sekarang Gojek telah merger dengan membentuk GoTo. 

Suscriber Telkomsel yang juga besar di atas 100 juta bisa dikawinkan dengan potensi yang dimiliki Gojek. Sehingga ini akan terjadi win-win situation dan ini penting mengingat pasar digital Indonesia yang terus meningkat beberapa tahun ke depan,” tambahnya. 

Untuk itu, meskipun beberapa start up pesaing Gojek seperti Grab dan SEA yang dimiliki Shopee juga sudah listing di New York dengan mekanisme SPAC atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus. “Sebelum mengikuti jejak serupa, maka Gojek merencanakan IPO di bursa Indonesia. Ini langkah bagus juga buat meningkatkan likuiditas bursa,” tutup Toto. 

Selanjutnya: Begini tata cara pemesanan saham IPO Bukalapak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×