kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kata akademisi terkait kabar merger Gojek dan Tokopedia


Rabu, 06 Januari 2021 / 09:10 WIB
Begini kata akademisi terkait kabar merger Gojek dan Tokopedia
ILUSTRASI.

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy mengamati jika rencana merger yang dilakukan antara Tokopedia dan Gojek akan menciptakan monopoli yang tidak sehat bagi pasar.

Tak hanya itu, Budi menilai tak hanya harga yang ditentukan oleh dua pemain besar ini, bahkan proses supply chain juga akan berubah sebab dua perusahaan rintisan ini menggunakan jasa Tokopedia dan Gojek.

"Merger ini akan menciptakan seorang pemain sangat besar yang cenderung mengarah ke monopoli. Sebagaimana kita ketahui, monopoli belum tentu baik untuk kepentingan rakyat banyak. Dampak negatifnya adalah harga bisa ditentukan oleh pemain besar ini sedangkan kualitas pelayanan belum tentu memuaskan rakyat banyak. Proses supply chain barang sekarang banyak menggunakan jasa Tokopedia dan Gojek," jelasnya kepada Kontan, Selasa (5/1).

Baca Juga: Rencana merger Gojek-Tokopedia akan lahirkan super ekosistem bisnis

Sebagai informasi, Bloomberg hari ini mengabarkan jika dua raksasa decacorn Tokopedia dan Gojek sedang melalui pembicaraan merger bernilai US$18 miliar tahun ini.

Masih dilansir dari Bloomberg, pembicaraan merger dengan Tokopedia kabarnya dilakukan oleh Gojek pasca tidak ditemukannya titik terang kerjasama yang dilakukan dengan Grab Indonesia.

Budi melanjutkan, jika merger antara Tokopedia dan Gojek benar terjadi, maka startup lainnya akan terancam. Hal ini berlaku baik bagi startup lama maupun yang baru.

"Tentunya hal ini akan mengancam startup lain (baik baru maupun lama). Harga akan ditentukan oleh pemain besar ini, karena sudah mempunyai skala ekonomis, sedangkan yang lain hanya mengikuti sehingga profitabilitas bisa terancam," tutup dia.

Selanjutnya: Ini kabar terbaru merger Gojek dan Tokopedia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×