Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa multifinance bakal memiliki kewajiban untuk membayar obligasi jatuh tempo yang nilainya mulai dari miliaran hingga triliunan rupiah. Setidaknya, ada enam obligasi milik multifinance yang jatuh tempo di Juli ini.
Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan bahwa multifinance yang memiliki kewajiban tersebut mempunyai kemampuan bayar yang baik. Mengingat, mereka yang merupakan portofolio Pefindo memiliki peringkat A ke atas.
“Saya pikir kemampuan mereka untuk membayar surat utang yang jatuh tempo di bulan depan akan tetap baik,” ujar Dito kepada KONTAN, Senin (4/7).
Dito pun bilang kemampuan bayar tersebut sejalan dengan industri multifinance yang sudah mulai pulih ke arah yang lebih baik. Contohnya, nilai pembiayaan di tahun ini telah tumbuh positif sebesar 4,51% yoy menjadi Rp 381,16 triliun pada April 2022.
Baca Juga: Lembaga Pembiayaan Menjadi Salah Satu Penopang Industri Otomotif
Meski demikian, Dito memperingatkan bahwa pemulihan bisa terhambat terkhusus yang bergerak di pembiayaan otomotif karena harus menghadapi kenaikan harga minyak.
“Harga minyak tinggi bisa memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM, yang mana akan melemahkan daya beli masyarakat,” imbuhnya.
Mandala Finance menjadi salah satu multifinance yang memiliki kewajiban membayar surat utang jatung tempo. Ada dua surat utang yang harus dibayar yaitu Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2019 seri B senilai Rp 50 miliar dan Sukuk Mudharabah I Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 350 miliar.
Direktur Keuangan Mandala Finance Cristel Lasmana pun bilang bahwa perusahaan akan membayar obligasi tersebut dengan dana yang diambil dari dana internal perusahaan. Adapun, posisi kas dan setara kas perusahaan per 31 Maret 2022 senilai Rp 681 miliar.
“Kami juga menerbitkan sukuk senilai Rp 650 miliar di Juli dan sedang mempersiapkan penerbitan obligasi di Juli,” ujar Cristel.
Selain itu, ada juga Mandiri Tunas Finance (MTF) juga memiliki Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A yang akan jatuh tempo pada 26 Juli. Nilai yang harus dibayar sebesar Rp 1,34 triliun.
“Sumber dana untuk pelunasan pokok utang Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II Tahun 2019 Seri A berasal dari collection atau dari hasil usaha pembiayaan kendaraan bermotor yang telah ditempatkan dalam giro secara bertahap,” ujar Direktur Keuangan MTF Eryawan Nurhariadi.
Jika melihat dari laporan keuangan per 31 Maret 2022, perusahaan memiliki aset kas dan setara kas senilai Rp 304,73 miliar. Ditambah, aset piutang pembiayaan perusahaan tercatat senilai Rp 14,06 triliun.
Sementara itu, Eryawan juga bilang MTF telah menerbitkan obligasi berkelanjutan IV Tahap 3 tahun 2022 sebesar Rp 1.23 triliun pada Februari lalu. Saat ini, kontribusi sumber pendanaan dari obligasi di MTF sekitar 30%
Baca Juga: Saham Multifinance Kurang Likuid, Tapi Berpeluang Mengail Cuan
“Untuk penerbitan selanjutnya MTF masih menunggu waktu yang tepat dalam menerbitkan obligasi,” imbuhnya.
Selain itu, Adira Finance juga menyatakan siap membayar Obligasi Berkelanjutan III Tahap VI Tahun 2017 seri C senilai Rp 68 miliar. Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila bilang bakar membayar kewajiban tersebut dengan kas internal perusahaan yang per Maret 2022 senilai Rp 3,2 triliun.
“Adira Finance memiliki ketersediaan likuiditas yang cukup untuk melunasi kewajiban keuangannya dan mendanai kebutuhan bisnisnya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News