kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank sentral global mulai cemas prospek perekonomian global


Minggu, 17 Januari 2021 / 17:30 WIB
Bank sentral global mulai cemas prospek perekonomian global

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di berbagai negara membuat bank sentral di seluruh dunia kembali khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi global. 

Pekan lalu, sejumlah bank sentral memang melakukan pertemuan. Mulai dari Tokyo ke Frankfurt, sejumlah bank sentra tengah mempertimbangkan prospek gangguan ekonomi global akibat pengetatan yang kembali dilakukan berbagai negara untuk menahan penyebaran virus corona. 

Mengutip Bloomberg, sejumlah bank sentral pun memilih untuk mempertahankan kebijakan moneternya yang lebih longgar di awal tahun ini. 

“Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021 masih sesuai dengan perkiraan Desember lalu. Ketidakpastian sebelumnya, seperti pemilihan AS dan kesepakatan perdagangan Brexit telah mereda, seiring dengan vaksinasi,” kata Gubernur European Central Bank (ECB) Christine Lagarde pada pekan lalu.

Baca Juga: WHO: Sulit mencapai herd immunity Covid-19 dalam waktu dekat

Namun dengan tingkat infeksi yang semakin tinggi, dan pembatasan baru pada aktivitas masyarakat yang berlaku hampir di seluruh dunia, Lagarde dan rekan-rekannya di otoritas moneter global hanya dapat berharap vaksinasi bisa mengurangi dampak Covid-19. 

Meski begitu, dia memahami proses vaksinasi akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat bereaksi. 

Sentimen itu kemungkinan akan dibagikan ke seluruh bank sentral yang akan bertemu dalam beberapa hari mendatang. Bank sentral yang akan melakukan pertemuan kebijakan moneternya di pekan ini adalah bank sentral Brasil, Kanada, Indonesia, Malaysia, Norwegia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Turki dan Ukraina.

“Pembuat kebijakan di Frankfurt akan merasakan perasaan deja vu yang kuat seiring dengan peningkatan infeksi Covid-19 berisiko berupa serangkaian tindakan penahanan baru. Ini berpotensi dengan konsekuensi ekonomi yang mengerikan. Untungnya, saat kawasan euro memasuki putaran ketiga pembatasan, pasar keuangan sudah memahami fungsi reaksi ECB dan itu secara signifikan mengurangi kebutuhan untuk aksi kaget dan kagum pada pertemuan 21 Januari,” papar Bloomberg Economics.

Selanjutnya: Operator bandara Inggris bakal dapat bantuan, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×