kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Mandiri Memacu Penyaluran Kredit untuk Penggunaan Investasi


Jumat, 30 September 2022 / 15:00 WIB
Bank Mandiri Memacu Penyaluran Kredit untuk Penggunaan Investasi

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memacu penyaluran kredit untuk penggunaan investasi. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan ini sejalan dengan tren pemulihan dan perbaikan makroekonomi.

"Permintaan kredit investasi di Bank Mandiri terus mencatatkan perbaikan. Tercatat hingga akhir Juli 2022 total kredit investasi Bank Mandiri secara bank only telah mencapai Rp 392,83 triliun atau tumbuh 13,1% secara year on year (YoY)," ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Jumat (30/9).

Baca Juga: Bank Mandiri Proyeksi Inflasi Tahunan Tembus 6% di September 2022

Ia menjelaskan realisasi tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju kredit industri secara industri yang naik 9,5% pada periode Juli 2022.

"Kami optimistis sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kinerja kredit Bank Mandiri masih akan tetap tumbuh, tentunya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian guna mencapai pertumbuhan yang positif," jelas Rudi.

Dalam mempertahankan kinerja kredit yang solid, Bank Mandiri terus menjaga kualitas kredit dan aset dengan fokus pada sektor-sektor yang resilien seperti perkebunan, energi, transportasi dan industri makanan dan minuman.

Baca Juga: Bank Mandiri dan BPD Maluku jalin kerjasama kartu kredit pemerintah domestik

"Seiring dengan kondisi perekonomian domestik yang masih kuat kami optimistis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu mencapai target yang ditetapkan yakni sebesar 11%, terutama pada sektor-sektor yang risilen seperti perkebunan maupun industri makanan dan minuman. Tentunya dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×