kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Kecil Hingga Besar Mulai Kerek Bunga Deposito Sebesar 25 Basis Poin


Rabu, 28 September 2022 / 07:15 WIB
Bank Kecil Hingga Besar Mulai Kerek Bunga Deposito Sebesar 25 Basis Poin

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menekan inflasi, Bank Indonesia (BI) telah mengerek bunga acuan 75 basis poin (bps) dalam dua bulan menjadi 4,25%. Seiring dengan itu, Lembaga penjamin simpanan (LPS) ikut menaikkan tingkat bunga penjaminan. 

Rinciannya, untuk bank umum untuk mata uang rupiah 25 bps menjadi 3,75%. Sedangkan tingkat bunga penjaminan bank umum valuta asing 50 bps menjadi 0,75%. LPS menilai dengan pertumbuhan kredit yang di level 10,6% secara tahunan atau year on year (YoY) dan himpunan dana pihak ketiga (DPK) di level 7,77% akan ada perubahan manajemen likuiditas perbankan. 

“Saya melihat belum akan terjadi perebutan dana yang berlebihan. Sejauh ini, baru bank kecil yang bunganya relatif tinggi, masih 2,71% untuk KBMI 1. Belum terlihat adanya risiko pengetatan likuiditas, masih di bawah kendali Otoritas Moneter dan Fiskal, selama bank menjalankan dengan benar maka tidak akan ada masalah,” paparnya pada Selasa (27/9). 

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Dinilai Tak Langsung Berdampak ke Sektor Properti

Kendati demikian, sejumlah bank sudah menyesuaikan bunga simpanannya baik bank kecil hingga bank besar. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) telah menaikkan bunga deposito 25 basis poin sejak 1 September 2022 lalu. Wakil Direktur Utama Bank Oke Hendra Lie menyatakan saat ini bunga deposito yang ditawarkan berkisar 4,25% hingga 4,5%. 

“Kenaikan ini, guna menjaga outstanding portfolio deposito OK Bank. Namun, likuiditas masih terjaga dengan baik. Untuk bunga kredit masih belum ada perubahan,” ujar Hendra kepada Kontan.co.id.

Selain itu, OK Bank juga berencana untuk melakukan penguatan modal dengan skema rights issue di Oktober 2022 mendatang. Dalam aksi korporasi ini, OK Bank menargetkan bisa menyerap dana segar dari pasar modal hingga Rp 500 miliar. 

Ia masih optimis dalam menyalurkan kredit hingga Rp 7 triliun sepanjang 2022, sesuai target bisnis bank (RBB). Sedangkan, pertumbuhan DPK akan dijaga menyesuaikan kebutuhan penyaluran kredit. 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) juga akan menaikkan bunga deposito 25 basis poin per 3 Oktober 2022 mendatang. Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu menyatakan selain menaikkan deposito, Bank Ina tetap fokus pada dana murah guna mempertahankan biaya dana atau cost of fund (CoF). 

Baca Juga: Perbankan Mulai Ramai Gunakan Skema Aset Swap untuk Menekan NPL

“Likuiditas bank masih terjaga begitupun dengan CoF kami, sehingga bunga kredit masih tetap,” paparnya. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan kenaikan suku bunga penjaminan sudah sesuai dengan kondisi likuiditas di perbankan. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan kebijakan itu dengan tren kenaikan suku bunga acuan BI. 

“Terhitung sejak Senin (26/09), BRI telah menaikkan suku bunga counter deposito, antara 15 bps hingga 25 bps, tergantung jangka waktu deposito,” papar Aestika.

Ia menyatakan BRI secara konsisten menerapkan strategi just right liquidity untuk menjaga likuiditas di level yang optimal. Selama masa pandemi, di mana likuiditas tersedia secara excessive di pasar, BRI mengoptimalkannya untuk mengubah struktur pendanaan kami dengan berfokus pada CASA.

Menurut proyeksi BRI, perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kredit, mengingat suku bunga kredit bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional. 

Baca Juga: LPS Menaikkan Suku Bunga Penjaminan Simpanan Rupiah dan Valas, Berlaku Per 1 Oktober

Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit secara umum di kisaran 9%yoy hingga 11% yoy hingga akhir tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×