kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia: Kudeta militer bisa ganggu pembangunan ekonomi Myanmar


Selasa, 02 Februari 2021 / 10:01 WIB
Bank Dunia: Kudeta militer bisa ganggu pembangunan ekonomi Myanmar
ILUSTRASI. Pos pemeriksaan militer Myanmar terlihat dalam perjalanan ke kompleks kongres di Naypyitaw, Myanmar, 1 Februari 2021. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Dunia pada hari Senin (1/2) turut mengungkapkan keprihatinannya atas kudeta militer yang terjadi di Myanmar. Menurut Bank Dunia, kudeta militer ini bisa menyebabkan kemunduran besar bagi transisi negara dan prospek pembangunannya.

Myanmar merupakan salah satu negara yang menjadi mitra Bank Dunia selama bertahun-tahun. Bank Dunia telah berperan penting dalam menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.

"Kami prihatin dnegan keselamtan dan keamanan orang-orang di Myanmar, termasuk staff dan mitra kami, dan tertanggu oleh penutupan saluran komunikasi baik di Myanmar meupun dengan dunia luar," ungkap Bank Dunia dalam pernyataan resminya seperti dikutip Reuters.

Dalam pernyataannya, Bank Dunia kembali menegaskan bahwa pihaknya telah menjadi mitra yang berkomitmen dalam mendukung transisi Myanmar menuju demokrasi selama satu dekade terakhir.

Lebih lanjut, Bank Dunia juga telah berjalan bersama Myanmar untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang luas dan peningkatan inklusi sosial.

"Kami tetap berkomitmen untuk tujuan ini. Pikiran kami selalu bersama rakyat Myanmar," tegas Bank Dunia.

Baca Juga: PBB kecam penahanan Aung San Suu Kyi dan kudeta militer Myanmar

Saat ini situs resmi Bank Dunia mencantumkan US$ 900 juta dalam bentuk komitmen pinjaman Bank Dunia ke Myanmar pada tahun 2020. Dana sebesar US$ 616 juta juga telah diberikan pada tahun 2017.

Dijelaskan juga bahwa angka kemiskinan telah turun enjadi 25% pada tahun 2017 dari 48% pada tahun 2005. 

Momentum pertumbuhan ekonomi yang baik selama reformasi mulai melambat setelah tahun 2016 ketika pemerintah sipil yang baru terpilih berjuang keras untuk mendefinisikan visi ekonominya.

Meskipun demikian, pemerintah dikatakan telah mengadopsi rencana pembangunan berkelanjutan yang ambisius dan menghidupkan kembali agenda reformasi ekonominya.

Pertumbuhan ekonomi turun menjadi hanya 0,5% pada tahun fiskal 2019/20 dari 6,8% tahun sebelumnya. Bank Dunia mengatakan bahwa ekonomi dapat berkontraksi hingga 2,5% jika pandemi Covid-19 berlarut-larut.

Selanjutnya: Ambil alih pemerintahan, militer Myanmar umumkan keadaan darurat nasional




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×