Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimis pertumbuhan kinerja perseroan ke depan pasca rights issue dalam rangka pembentukan holding ultra mikro (UMi) akan semakin tinggi.
Jika rights issue terserap dengan optimal maka dalam lima tahun ke depan pertumbuhan kredit dalam ekosistem usaha UMi diperkirakan akan tumbuh 14% per tahun.
Sementara jika investor publik mengeksekusi rights-nya hanya 50% saja maka rata-rata pertumbuhan kredit dalam lima tahun ke depan diperkirakan 10,7% per tahun. Jika tidak diambil, maka saham akan terdilusi sekitar 18%. "Nanti dapat peluang pertumbuhan seperti itu. Revenue akan ikut naik maka income-nya juga ikut naik," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangannya, Rabu (1/9).
Sunarso mengatakan rights issue BRI bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan bisnis perseroan di masa yang akan datang melalui pembentukan dan penguatan ekosistem ultra mikro. Hal itu ditempuh dengan menambah portofolio perusahaan anak yang selama ini bergerak dan berkinerja baik di segmen usaha ultra mikro yaitu Pegadaian dan PNM.
Dia bilang, BRI memerlukan sumber pertumbuhan baru ke depan yaitu segmen usaha ultra mikro. Sehingga perseroan dapat tumbuh berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, tak terkecuali pelaku usaha ultra mikro dan UMKM.
Baca Juga: Sasar potensi pembiayaan dari kementerian dan lembaga, ini strategi BRI
Sunarso menyebut aksi korporasi ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional. Pembentukan holding ultra mikro juga dapat berdampak pada pemerataan akses keuangan terutama di segmen ultra mikro yang nantinya berkontribusi pada pencapaian target inklusi keuangan nasional sebesar kurang lebih 90% pada tahun 2024.
Ekosistem usaha ultra mikro yang kuat bertujuan untuk memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada segmen usaha ultra mikro di Indonesia. Sunarso memaparkan, melalui holding bisnis model BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi untuk memberikan layanan keuangan yang terintegrasi.
Selain itu, holding ultra mikro juga membantu penciptaan lapangan kerja khususnya di segmen ultra mikro yang merupakan salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Total aset konsolidasi BRI per 31 Maret 2021 mencapai Rp 1.411 triliun. Itu terdiri dari liabilitas Rp 1.216 triliun dan ekuitas 195 triliun.
Setelah penggabungan Pegadaian dan PNM maka total aset BRI per Maret 2021 menjadi Rp 1.515 triliun yang terdiri dari liabilitas Rp 1.289 triliun dan ekuitas Rp 226 triliun.
Sementara pendapatan BRI pada periode itu mencapai Rp 40 triliun dan meruap laba bersih Rp 7 triliun. Setelah pergabungan PMN dan Pegadaian maka total pendapatan BRI mencapai Rp 47 triliun dengan laba bersih Rp 8 triliun.
Selanjutnya: Setelah rights issue, Bank BRI (BBRI) janjikan rasio payout dividen 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News