kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bali Bebas Karantina, PHRI Prediksi Okupansi Hotel Naik 20%


Selasa, 08 Maret 2022 / 05:10 WIB
Bali Bebas Karantina, PHRI Prediksi Okupansi Hotel Naik 20%

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aturan uji coba tanpa karantina bagi wisatawan mancanegara di Bali telah berlaku sejak Senin (7/3).

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, selain tanpa karantina, kebijakan menerapkan visa on arrival (VoA) bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) juga akan berlaku pada hari yang sama.

Adapun aturan tanpa karantina nantinya akan berlaku bagi siapapun yang masuk Bali baik melalui jalur darat, laut, dan udara.

Sementara, untuk layanan visa on arrival bagi PPLN akan berlaku bagi yang datang dari 23 negara di antaranya Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Qatar, Jepang, Korea Selatan, Kanada.

Kebijakan itu juga akan berlaku bagi PPLN yang datang dari Italia, Selandia Baru, Turki, Uni Emirat Arab, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Filipina.

Baca Juga: Kebijakan Bebas Karantina Akan Jadi Angin Segar Bagi Pelaku Pariwisata

Dengan adanya kebijakan tersebut, sektor perhotelan dan restoran diprediksi akan mendapat berkah.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, hal itu memang bisa menjadi angin segar terhadap percepatan pemulihan industri pariwisata di Tanah Air.

“Kita tahu kontribusi wisatawan mancanegara ke Bali itu cukup besar sekitar 70% dibandingkan domestik. Bahkan Bali juga menyumbang sebanyak 6 juta wisman yang masuk, sehingga tentu dengan kebijakan itu akan meningkatkan okupansi hotel,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (7/3).

Di samping itu, potensi pertumbuhan okupansi hotel juga di pastikan akan terus naik di mana hal itu juga akan sejalan dengan kenaikan kunjungan wisman ke Bali.

Sebab, Maulana bilang saat ini sudah banyak maskapai penerbangan internasional yang mulai membuka kembali layanan penerbangan ke Bali.

“Tentunya pertumbuhan ini juga akan berproses  melalui pembukaan airlines internasional ke Bali, sehingga ini akan menjadi indikator pendorong pertumbuhan okupansi hotel dan tingkat kunjungan di Bali,” lanjut Maulana.

Baca Juga: Investor Perhotelan Perlu Sejumlah Pertimbangan Sebelum Berinvestasi di KEK Mandalika

Dengan faktor-faktor pendorong itu serta pelonggaran kebijakan karantina di Bali, PHRI memproyeksikan tingkat okupansi hotel di Bali akan tumbuh 10%-20% dari kontribusi wisman hingga akhir tahun 2022.

“Dan ini akan berpotensi tumbuh lebih karena ada berbagai event seperti G20,” pungkas Maulana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×