kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) berencana mengurangi jumlah tanaman karet


Senin, 01 November 2021 / 08:20 WIB
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) berencana mengurangi jumlah tanaman karet

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berencana mengurangi jumlah tanaman karet yang berada di area perkebunannya.

Direktur Bakrie Sumatera Plantations Andi W. Setianto menyampaikan, pihaknya berencana mengganti tanaman karet menjadi kelapa sawit mulai tahun 2022 mendatang. Nantinya, tanaman sawit pengganti karet tersebut akan menggunakan bibit unggul ASD-Bakrie.

ASD sendiri merupakan singkatan dari Agricultural Service & Development, perusahaan penyedia bibit unggul asal Kosta Rika yang telah bekerja sama dengan UNSP sejak tahun 1994 silam. UNSP telah mengimpor bibit unggul dari ASD sejak 2006.

“Peremajaan dengan bibit unggul ASD-Bakrie hanya membutuhkan waktu 2—3 tahun untuk panen, atau lebih cepat dibandingkan karet yang butuh 5 tahun untuk panen,” ungkap Andi, Kamis (28/10) lalu.

Sayangnya, ia belum bisa memaparkan luas lahan perkebunan karet yang hendak diganti menjadi tanaman sawit, termasuk nilai investasi yang dibutuhkan UNSP untuk kegiatan tersebut.

Baca Juga: Harga CPO melonjak, Bakrie Sumatera (UNSP) optimalisasi produksi pabrik

Selain lebih cepat waktu panennya, pergantian tanaman karet menjadi sawit dilakukan lantaran potensi hilirisasi sawit dianggap lebih menjanjikan. Hal ini nantinya akan berdampak pada perbaikan profitabilitas dan arus kas perusahaan tersebut.

Andi pun mengaku bahwa kontribusi pendapatan tanaman karet terhadap total pendapatan UNSP dalam tren yang menurun akhir-akhir ini. UNSP sendiri memproduksi karet untuk berbagai keperluan seperti bahan baku ban premium hingga keperluan industri medis.

 

Sebagai informasi, per semester I-2021 lalu penjualan neto UNSP tercatat sebesar Rp 1,77 triliun. Penjualan neto karet UNSP di periode tersebut berada di level Rp 197,34 miliar. Angka tersebut kalah jauh dari penjualan neto oleokimia sebanyak Rp 810,64 miliar dan kelapa sawit dan produk turunannya sebesar Rp 766,53 miliar.

Mengutip materi paparan publik Agustus silam, UNSP mengalami penurunan produksi karet alam sebesar 1% (yoy) menjadi 14.700 ton. UNSP memiliki luas area perkebunan karet mencapai 16,502 hektar (ha). Dari situ, total area yang ditanami karet usia matang tercata seluas 15.766 ha sedangkan area tanaman karet yang belum matang seluas 736 ha.

UNSP memiliki tiga pabrik pengolahan karet dengan total kapasitas produksi 45.843 metrik ton per tahun yang berada di Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung.

Selanjutnya: Produksi CPO tumbuh, Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) fokus replanting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×