kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,19   6,59   0.66%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakamla sita kapal tanker Iran, Teheran minta penjelasan Indonesia


Selasa, 26 Januari 2021 / 01:00 WIB
Bakamla sita kapal tanker Iran, Teheran minta penjelasan Indonesia

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran telah meminta Indonesia untuk memberikan perincian tentang penyitaan kapal tanker berbendera Iran, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada Senin (25/1).

Permintaan Teheran tersebut keluar sehari setelah Jakarta mengungkapkan, telah menyita kapal tanker berbendera Iran dan Panama di perairan Indonesia.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada Minggu (24/1) menyita MT Horse berbendera Iran dan MT Freya berbendera Panama atas dugaan transfer minyak ilegal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat, .

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan, penyitaan MT Horse karena "masalah teknis dan itu terjadi di bidang perkapalan".

"Organisasi pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah dan menyelesaikannya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung televisi, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bakamla menahan kapal tanker Panama dan Iran, diduga transfer BBM ilegal

Peresmian kapal patroli Bakamla

Kabag Humas dan Protokol Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya akan mengawal MT Horse dan MT Freya ke Pulau Batam untuk penyelidikan lebih lanjut.

Very Large Crude Carrier (VLCC) MT Horse, milik National Iranian Tanker Company (NITC), hampir terisi penuh dengan minyak. Sementara VLCC MT Freya, yang dikelola Shanghai Future Ship Management Co, kosong, data menunjukkan.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan: "Kapal itu membawa minyak. Masalah (penyitaan) tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Iran".

Dugaan awal

Organisasi Maritim Internasional mengharuskan kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa. 

Tetapi, transponder sering kali dimatikan untuk menyembunyikan lokasi kapal selama aktivitas terlarang.

Baca Juga: Demi kondisi dengan Iran kondusif, Korea Selatan tarik kapal perang dari Selat Hormuz



TERBARU

×