kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal bangun pabrik petrokimia, ini dua lokasi yang diincar Pupuk Indonesia


Kamis, 03 Desember 2020 / 17:55 WIB
Bakal bangun pabrik petrokimia, ini dua lokasi yang diincar Pupuk Indonesia

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia bakal membangun pabrik petrokimia di dua lokasi yang berada di kawasan Indonesia Timur. Namun, rencana ini baru akan direalisasikan dalam beberapa tahun mendatang.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Ahmad Bakir Pasaman mengungkapkan, lokasi pabrik direncanakan berada di wilayah Bintuni, Papua dan Kepulauan Yamdena, Maluku.

Ia menjelaskan, pembangunan kedua pabrik ini sejalan dengan dua proyek migas di dua area tersebut yakni Tangguh dan Masela.

"Sudah tandatangan MoU sama Inpex untuk utilisasi gas 150 mmcsfd. Kalau bisa terwujud dengan harga baru. Kita mau bikin co production amoniak dan menthanol," kata dia dalam gelaran 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas, Kamis (03/12).

Baca Juga: Ini 5 rencana strategis pemerintah kembangkan bahan bakar nabati

Ahmad mengungkapkan, Kepulauan Yamdena dipilih pasalnya lokasinya tak begitu jauh dari lokasi proyek Masela. Apalagi Inpex juga telah berkomitmen membangun jaringan pipa gas bawah laut guna distribusi gas Masela.

Terkhusus untuk proyek di Kepulauan Yamdena, Ahmad belum bisa memastikan kapan pembangunan akan dimulai. Yang terang, pihaknya menanti kesiapan Inpex untuk pembangunan pipa dan pelaksanaan proyek Masela.

Nantinya, Pupuk Indonesia bakal membangun dua pabrik dengan kapasitas produksi masing-masing yakni Amoniak sebesar 250 ton per hari dan Methanol sebesar 1.000 ton per hari.

Sementara itu, pembangunan pabrik di Bintuni hingga saat ini Pupuk Indonesia masih melakukan negosiasi harga gas dengan Genting Oil selaku penyuplai gas.

Ahmad menegaskan, pembangunan pabrik membutuhkan investasi yang tergolong besar, untuk itu perlu ada perhitungan keekonomian termasuk soal jaminan harga gas.

Baca Juga: Proyek pipa gas Cirebon-Semarang molor, BPH Migas panggil anak usaha Pupuk Indonesia

"Di Tangguh ada potensi yang sangat prospek. Saat ini sedang nego harga gas. Ada 221 mmscfd dari Genting Oil sudah available. Kami sedang nego harga karena itu kan ada capex yang harus di manage," jelas Ahmad.

Terkhusus untuk wilayah Bintuni, Pupuk Indonesia bakal membangun pabrik Amoniak dengan kapasitas 2.000 ton dan Pabrik Methanol dengan kapasitas 3.000 ton. Selain itu, Ahmad menjelaskan, pihaknya juga bakal membangun pabrik Urea dengan kapasitas 2.500 ton.

Selanjutnya: Pupuk Indonesia perkuat stok akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×