kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

AS: Kami berdiri dengan Asia Tenggara hadapi paksaan China di Laut China Selatan


Kamis, 15 Juli 2021 / 05:15 WIB
AS: Kami berdiri dengan Asia Tenggara hadapi paksaan China di Laut China Selatan

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HANOI. Amerika Serikat menolak klaim maritim China yang "melanggar hukum" di Laut China Selatan, dan mendukung negara-negara Asia Tenggara menghadapi "pemaksaan" Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu (14 Juli).

Pernyataan itu Blinken sampaikan dalam konferensi video dengan para menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN. "AS berdiri dengan negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi paksaan (China)," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, seperti dikutip Reuters.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang disengketakan melalui "sembilan garis putus-putus" berbentuk U yang dinyatakan secara sepihak, yang bersinggungan dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Filipina.

Selain Laut China Selatan, Sungai Mekong telah menjadi front baru dalam persaingan AS-China, dengan Beijing menyalip Washington dalam hal pengeluaran dan pengaruh atas negara-negara hilir karena kendalinya atas perairan sungai.

Baca Juga: Filipina selidiki laporan ratusan kapal China buang limbah di Laut China Selatan

Price menyatakan, Blinken "menjanjikan dukungan AS yang berkelanjutan untuk wilayah Mekong yang bebas dan terbuka di bawah Kemitraan Mekong-AS".

Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein berharap, pertemuan dengan Blinken dengan ASEAN menandakan "komitmen baru" untuk kerjasama multilateral AS di kawasan Asia Tenggara.

“Kami memahami, multilateralisme bukanlah fokus utama untuk pemerintahan sebelumnya, tetapi kerjasama multilateral Pemerintahan Joe Biden adalah perkembangan yang kami sambut baik,” kata Hishammuddin, seperti dilansir Reuters.

"Jalan ini adalah satu-satunya jalan ke depan untuk memastikan stabilitas, perdamaian, kemakmuran, dan keamanan bagi kawasan kami," ujar dia.

Selanjutnya: Tegang, China usir kapal perang AS yang masuk Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×