kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.262   74,00   0,46%
  • IDX 7.889   -9,08   -0,11%
  • KOMPAS100 1.111   1,16   0,10%
  • LQ45 817   -4,16   -0,51%
  • ISSI 268   1,89   0,71%
  • IDX30 423   -1,66   -0,39%
  • IDXHIDIV20 488   0,65   0,13%
  • IDX80 123   -0,01   0,00%
  • IDXV30 129   2,24   1,77%
  • IDXQ30 137   0,08   0,06%

AS: Kami berdiri dengan Asia Tenggara hadapi paksaan China di Laut China Selatan


Kamis, 15 Juli 2021 / 05:15 WIB
AS: Kami berdiri dengan Asia Tenggara hadapi paksaan China di Laut China Selatan

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HANOI. Amerika Serikat menolak klaim maritim China yang "melanggar hukum" di Laut China Selatan, dan mendukung negara-negara Asia Tenggara menghadapi "pemaksaan" Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu (14 Juli).

Pernyataan itu Blinken sampaikan dalam konferensi video dengan para menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN. "AS berdiri dengan negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi paksaan (China)," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, seperti dikutip Reuters.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang disengketakan melalui "sembilan garis putus-putus" berbentuk U yang dinyatakan secara sepihak, yang bersinggungan dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Filipina.

Selain Laut China Selatan, Sungai Mekong telah menjadi front baru dalam persaingan AS-China, dengan Beijing menyalip Washington dalam hal pengeluaran dan pengaruh atas negara-negara hilir karena kendalinya atas perairan sungai.

Baca Juga: Filipina selidiki laporan ratusan kapal China buang limbah di Laut China Selatan

Price menyatakan, Blinken "menjanjikan dukungan AS yang berkelanjutan untuk wilayah Mekong yang bebas dan terbuka di bawah Kemitraan Mekong-AS".

Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein berharap, pertemuan dengan Blinken dengan ASEAN menandakan "komitmen baru" untuk kerjasama multilateral AS di kawasan Asia Tenggara.

“Kami memahami, multilateralisme bukanlah fokus utama untuk pemerintahan sebelumnya, tetapi kerjasama multilateral Pemerintahan Joe Biden adalah perkembangan yang kami sambut baik,” kata Hishammuddin, seperti dilansir Reuters.

"Jalan ini adalah satu-satunya jalan ke depan untuk memastikan stabilitas, perdamaian, kemakmuran, dan keamanan bagi kawasan kami," ujar dia.

Selanjutnya: Tegang, China usir kapal perang AS yang masuk Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

×