kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Artefak curian senilai US$ 3,8 juta kembali ke Kamboja


Jumat, 11 Juni 2021 / 19:25 WIB
Artefak curian senilai US$ 3,8 juta kembali ke Kamboja

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengembalikan artefak curian ke negeri asalnya, Kamboja. Ada 27 artefak antik yang dikembalikan termasuk patung-patung bernuansa Hindu dan Budha.

Melansir Reuters, barang-barang antik tersebut bernilai sekitar US$ 3,8 juta. Sejumlah patung terlihat merupakan peninggalan Hindu dan Budha Angkor, seperti Buddha perunggu yang bermeditasi di Naga, patung Siwa, dan patung batu pasir Buddha Prajnaparamita.

Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance Jr., dalam laporannya menyebutkan bahwa barang-barang tersebut sampai ke AS melalui tangan-tangan pedagang barang antik curian.

"Pemulangan 27 peninggalan yang menakjubkan ini kepada rakyat Kamboja mengembalikan hubungan penting antara era Angkor klasik Kamboja dengan adat dan kepercayaan modern," ungkap Cyrus.

Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, Phoeurng Sackona mengatakan barang antik itu melambangkan jiwa yang hilang dari nenek moyang penduduk Kamboja.

Baca Juga: AS Mencabut Larangan TikTok dan We Chat

Barang-barang yang dikembalikan ke Kamboja kali ini merupakan bagian kecil dari banyak artefak curian yang beredar di pasar gelap AS.

Penyelidikan oleh Unit Perdagangan Barang Antik Manhattan dan Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS, menunjukkan bahwa barang asal Kamboja termasuk di antara hampir 400 barang yang dikembalikan ke 10 negara berbeda.

Pekan lalu otoritas AS juga telah mengembalikan dua buah ukiran batu ke Thailand seberat 680 kg yang dicuri beberapa dekade lalu. Selama ini ukiran asal Thailand tersebut dipajang di museum San Francisco.

Pengembalian artefak tersebut menyusul adanya laporan dari Thailand pada tahun 2017 mengenai pencurian bagian lintel sebuah kuil yang berasal dari abad ke-10 dan ke-11. Lintel yang terbuat dari batu pasir tersebut pernah menjadi bagian dari struktur dua tempat suci keagamaan di timur laut Thailand.

Selanjutnya: China dan AS Bertukar Telepon, Tak Semudah Itu Mencairkan Perang Dagang Kedua Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×