kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   10,00   0,06%
  • IDX 8.172   83,22   1,03%
  • KOMPAS100 1.132   12,90   1,15%
  • LQ45 807   10,52   1,32%
  • ISSI 287   2,09   0,73%
  • IDX30 421   5,64   1,36%
  • IDXHIDIV20 477   7,08   1,51%
  • IDX80 125   1,23   0,99%
  • IDXV30 134   0,27   0,20%
  • IDXQ30 133   1,76   1,34%

APSyFI: Ada Potensi Kenaikan Harga Tekstil Hulu Seiring Tren Minyak


Rabu, 09 Februari 2022 / 07:10 WIB
APSyFI: Ada Potensi Kenaikan Harga Tekstil Hulu Seiring Tren Minyak

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya harga minyak berpotensi turut berdampak pada sektor tekstil dan produk tekstil.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, kenaikan harga minyak berpengaruh terhadap harga bahan baku tekstil yaitu Purified Terepthalat Acid (PTA). Hal ini lantaran bahan baku tersebut berasal dari Paraxylene hingga nafta.

Sejauh ini pun, ia mencatat sudah menjumpai tren kenaikan harga bahan baku tersebut seiring tingginya harga minyak.

“Untuk kenaikan harga PTA per Minggu ini sudah mulai naik 4% dari Minggu lalu, sudah mulai ada tren kenaikan. Kalau di harga jual serat dan Filamen belum ada kenaikan signifikan,” katanya, Selasa (8/2).

Baca Juga: Sembilan Pelaku Industri TPT Ekspansi dengan Nilai Rp 10,5 Triliun

Saat ini, harga minyak mentah sudah cukup tinggi, bahkan sempat sampai menembus US$ 90 per ton. Pada Selasa (8/2), harga minyak west texas intermediate (WTI)di New York Mercantile Exchange ada mengalami sedikit penurunan, namun masih berada di atas level US$ 80 per barel, tepatnya US$ 89,59 per barel.

Dengan kenaikan ini, Redma memperkirakan bahwa harga tekstil di sektor hulu berpotensi mengalami kenaikan ke depannya. “Kalau melihat tren harga minyak, ada potensi kenaikan harga hulu sekitar 2%,” ujar Redma.

Di tengah tingginya harga minyak mentah, emiten yang berkecimpung di bisnis garmen, PT Trisula International Tbk (TRIS)  masih mengkaji perkembangan harga minyak mentah.

“Kami masih memantau perkembangan lebih dulu karena kondisi saat ini banyak sekali perubahan,” ujar Direktur Utama TRIS, Santoso Widjojo kepada Kontan.co.id.

Lebih lanjut, Santoso menerangkan, pada sisi garmen, bahan baku untuk produk garmen TRIS ada yang menggunakan turunan minyak yaitu bahan berupa Polyester dan Polyester mix dengan Wool atau Viscose.

Baca Juga: Serius Implementasikan Industri Berbasis ESG, Begini Strategi APSyFI

“Kenaikan harga minyak ada berdampak kenaikan pada harga produk garment kami, namun dapat kami meminimalkan secara bersama dengan supplier bahan baku dan juga customer sehingga semua pihak bisa menerima dengan baik,” tutur Santoso.

Setali tiga uang dengan TRIS, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) juga masih mengkaji  perkembangan harga minyak mentah yang ada.

"Mengenai kenaikan, kami masih memantau perkembangan lebih dulu karena kondisi saat ini banyak sekali perubahan," ujar Sekretaris Perusahaan BELL, Nurwulan Kusumawati kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×