kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apindo Berharap Pemerintah Berhati-hati Membuat Kebijakan Terkait Industri Sawit


Jumat, 04 November 2022 / 06:30 WIB
Apindo Berharap Pemerintah Berhati-hati Membuat Kebijakan Terkait Industri Sawit

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALI. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, apabila Indonesia ingin mewujudkan keinginan menjadi pelaku utama kelapa sawit di dunia, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang didukung pemerintah.

Ia mengapresiasi kontribusi industri minyak sawit terhadap perekonomian nasional. Karena itu, perumusan kebijakan industri minyak sawit harus dilakukan dengan hati-hati. Menurutnya, gonjang-ganjing minyak goreng yang lalu, yang memiliki dampak yang besar kepada industri sawit nasional perlu menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Pasalnya larangan ekspor CPO yang dilakukan pemerintah waktu itu justru menguntungkan bagi pesaing Indonesia di industri sawit yakni Malaysia. Maka ke depan kebijakan mengenai industri sawit harus dilakukan pemerintah dengan hati-hati.

Baca Juga: Gapki: Program B40 Bisa Jaga Stabilitas Harga Sawit di Dalam Negeri

"Kita berharap ke depan kebijakan-kebijakan seperti ini tentunya harus kita pikirkan lebih matang supaya apa yang diharapkan pemerintah dalam menstabilkan harga bahan pokok itu tercapai tapi di lain pihak jangan sampai mengalami kemunduran," kata Hariyadi dalam Konferensi Pers Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Bali, Kamis (3/11).

Sukamdani berharap pemerintah bisa lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan terkait industri sawit. Karena sebagai komoditas perdagangan global, fluktuasi harga CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah) sepenuhnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.

“Idealnya sebuah kebijakan jangan sampai mendistorsi pasar. Kita belajar dari apa yang terjadi dengan dinamika minyak goreng lalu,” imbuhnya.

Kata Sukamdani, Apindo berharap dukungan negara dan pemerintah kepada industri sawit harus konsisten.

“Ke depan, saya berharap GAPKI bisa bersuara lebih keras jika ada kebijakan pemerintah yang kontraproduktif terhadap industri sawit,” ujarnya.

Baca Juga: Pengusaha Klaim Industri Sawit Tahan Terhadap Resesi

Ia juga optimistis industri sawit tidak akan terkena dampak dari adanya ancaman resesi tahun depan. Pasalnya ia menilai komoditas minyak sawit ini kebal krisis dan merupakan komoditi primer yang tak hanya digunakan di sektor makanan, tapi juga energi hingga kosmetik.

"Ke depan kami berharap, produksi minyak sawit kita ini selain memberikan kontribusi ekspor yang sangat signifikan, kita berharap sawit Indonesia ini juga bisa memberikan subtitusi produk lain di Indonesia, salah satunya subtitusi energi. Karena kita akan menuju zero carbon, tentu transformasi renewable energy termasuk dari bahan baku sawit ini penting," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×