kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Apa Risiko Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar ITB


Selasa, 04 November 2025 / 03:20 WIB
Apa Risiko Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar ITB
ILUSTRASI. Banyak pemilik kendaraan mungkin masih memilih bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan harga, tanpa memperhatikan kebutuhan teknis mesin.?ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Banyak pemilik kendaraan mungkin masih memilih bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan harga, tanpa memperhatikan kebutuhan teknis mesin.

Padahal, menurut pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, penggunaan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin bisa berdampak serius pada performa dan keawetan kendaraan.

“Setiap mesin memiliki karakteristik teknis tersendiri, terutama rasio kompresi, yang menentukan kebutuhan BBM-nya,” terangnya pada Jumat (31/10/2025), dikutip dari Antara.

Yannes menjelaskan, mesin modern dengan rasio kompresi tinggi secara teknis membutuhkan BBM beroktan tinggi agar tahan terhadap pembakaran dini akibat tekanan besar di ruang bakar.

Jika BBM yang digunakan memiliki angka oktan (RON) di bawah rekomendasi pabrikan, mesin berisiko mengalami knocking atau “ngelitik”.

Risiko “ngelitik” dan kerusakan mesin

Knocking terjadi ketika bahan bakar terbakar terlalu cepat karena tekanan tinggi di dalam silinder.

Akibatnya, piston menerima hentakan pada waktu yang salah, menimbulkan getaran dan menurunkan tenaga mesin.

Baca Juga: Daftar Lokasi SPBU Penjual BBM BP 92 Di Jabodetabek, Bandingkan Harga Pertamax

“Kalau terus dipaksakan, pukulan konstan akibat ledakan prematur ini bisa membuat piston retak bahkan bolong,” jelas Yannes.

Selain performa menurun, kondisi ini dapat memperpendek umur komponen mesin dan meningkatkan biaya perawatan.

BBM beroktan tinggi juga tak selalu lebih baik

Di sisi lain, penggunaan BBM dengan oktan terlalu tinggi untuk mesin berkompresi rendah juga tidak disarankan.

Yannes menuturkan, BBM beroktan tinggi dirancang lebih sulit terbakar agar tahan terhadap tekanan tinggi. Namun, pada mesin lama atau berkompresi rendah, pembakaran justru tidak berlangsung sempurna.

“Akibatnya boros, tenaga berkurang, dan bisa meninggalkan kerak karbon di ruang bakar,” katanya.

Baca Juga: BBM BP 92 Akhirnya Tersedia Lagi, BP-AKR Beli 100.000 Barel dari Pertamina


Tag

TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×