kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apa Penyebab Harga Minyak Goreng Sulit Turun Jadi Rp 14.000?


Senin, 06 Juni 2022 / 10:10 WIB
Apa Penyebab Harga Minyak Goreng Sulit Turun Jadi Rp 14.000?

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biang keladi mengapa harga minyak goreng curah tak kunjung turun menjadi Rp 14.000 per liter sudah ditemukan.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, masalah yang menjadi biang keladi itu berbeda-beda di setiap tempat. Salah satu masalahnya adalah monopoli, yang membuat realisasi distribusi di lapangan menjadi sulit dan terkendala.

"Berdasarkan hasil analisa mendalam, realisasi distribusi di lapangan merupakan kunci pengendalian harga yang baik. (Di tingkat) Distributor II ini jangan sampai ada monopoli yang dimiliki satu orang yang dia menahan harganya dan memainkan harganya," kata Luhut dalam konferensi pers, Minggu (5/6/2022). B

Luhut menyebut, salah satu kendala yang membuat harga minyak goreng tak kunjung turun terjadi di Jakarta. Di Ibu Kota, kata Luhut, ada produsen minyak goreng yang menimbun pasokan.

Baca Juga: Kemendag Telah Terbitkan 251 Persetujuan Ekspor Minyak Sawit

"Kelangkaan terjadi karena rasio barang yang diterima hingga tingkat pengecer menurun drastis. Hal ini mengindikasikan ada barang yang ditimbun dan didistribusikan ke luar wilayah target distribusi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," jelas Luhut.

Kasus lainnya terjadi di Jawa Barat. Berdasar hasil analisanya, data distribusi minyak goreng curah di Jawa Barat seolah terkesan tidak memiliki kendala. Namun jika menurunkan tim ke lapangan, harganya justru jauh lebih tinggi dibanding HET.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat indikasi praktek monopoli. Meskipun barang telah didistribusi hingga ke pengecer, perusahaan-perusahaan yang menjadi distributor II rupanya hanya dimiliki oleh 1 orang saja.

Baca Juga: Tak Disubsidi, Harga Minyak Goreng Curah Terus Naik

"Praktik monopoli ini menyebabkan harga rentan untuk spekulasi sehingga harga di masyarakat masih tinggi. Tapi sekarang sudah mulai kita tindak," jelas Luhut.

Selain di pulau Jawa, pihaknya menemukan kasus lain di Sumatera Utara. Tim yang diterjunkan ke lapangan menemukan, produk minyak goreng curah dari produsen yang seharusnya disalurkan ke distributor, dibawa kembali ke produsen.

"Jadi dia berputar kembali. Minyak goreng curah tersebut kemudian dikemas ke kemasan premium dan dijual dengan harga premium. Ini tentunya merugikan konsumen yang membelinya karena di sini ada permainan," ungkap Luhut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kata Luhut, Ini Biang Kerok Harga Minyak Goreng Curah Tak Turun Jadi Rp 14.000"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×