Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertekstilan PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) menyatakan jika kebijakan anti dumping Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) terhadap benang polyester dari Indonesia tentu akan memberikan dampak negatif bagi Perseroan.
Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications and Public Relations Asia Pacific Fibers menambahkan efek buruk juga akan berimbas pada produsen lain yang mengekspor produk serupa ke Amerika Serikat.
"Jadi, pengaruhnya tentu ada, tapi tidak major karena produk yang bermasalah adalah sebagian saja (tidak mayoritas) dari keseluruhan produk yang kita ekspor ke USA," jelas Prama kepada Kontan, Jumat (22/10).
Prama melanjutkan, pihaknya sendiri akan memutar otak untuk menyiasati produk polyester yang terkena bea antidumping tersebut. Di saat yang sama, POLY juga mulai memetakan negara baru untuk mendistribusikan polyester.
Baca Juga: Hadapi kenaikan harga bahan baku global, begini strategi Asia Pacific Fibers (POLY)
"Amerika Utara dan Kanada itu lebih kurang 13% dari ekspor kita, tapi yang terkait dengan antidumping ini hanya sebagian atau tidak mayoritas ya, karena kebanyakan kita mengekspor produk bernilai tambah ke area Amerika Utara dan Kanada," tambah dia.
Dia melanjutkan lagi, untuk mengantisipasi gejolak pasar dengan beragam bentuk (seperti krisis energi China, dinamika dagang AS, FTA Eropa, dll) POLY juga semakin yakin untuk tetap berfokus kepada produk bernilai tambah.
Produk tersebut antara lain, selain ke produk-produk fungsional seperti serat anti api, benang otomotif, produk kesehatan, Perseroan juga berencana untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ekspor produk moslem apparel. "Sebagai produsen hulu, kami melihat ada banyak peluang yang bisa dikerjasamakan dengan produsen midstream dan hilir," tutupnya.
Selanjutnya: Masih moderat, begini proyeksi bisnis Asia Pacific Fibers (POLY) di sisa tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News