kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Angka Kelahiran di Indonesia Terus Turun, Begini Kata Bappenas


Selasa, 30 Mei 2023 / 10:15 WIB
Angka Kelahiran di Indonesia Terus Turun, Begini Kata Bappenas

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka kelahiran anak atau total fertility rate (TFR) di Indonesia terus menurun. Hasil perhitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), angka populasi penduduk Indonesia akan menurun menjadi posisi ke 6 di dunia.

Untuk diketahui, jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai 275,77 juta jiwa pada 2022. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat keempat dengan populasi terbanyak di dunia.

“Soal kependudukan yang menarik adalah total fertility rate kita cenderung menurun sehingga kalau kita biarkan saja, hitungan Bappenas Indonesia akan jadi negara ke 6 dari sisi populasi pada 2045,” tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam agenda Visi Indonesia 2045 dan Harapan Mewujudkan negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, Senin (29/5).

Menurutnya, jika Indonesia berhasil ada di posisi ke 6, maka akan menggeser Nigeria dan juga Pakistan yang memang angka kelahirannya masih tinggi.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5%, Begini Kata Bappenas

Adapun pada 2045 angka populasi Indonesia diperkirakan akan sekitar 324 juta dengan menempati posisi ke 6 dunia. Sementara di 2050 mendatang diperkirakan mencapai 328,93 juta penduduk.

Suharso berharap, ke depan tingkat harapan hidup masyarakat Indonesia juga akan meningkat. Dengan demikian bonus demografi yang sebenarnya sudah berlangsung sejak awal abad ke 21, akan berakhir di tahun  2037 atau 2038 mendatang.

“Yang  kita khawatirkan adalah istilah anak muda sekarang yang tua sebelum kaya. jadi kalau tua sebelum kaya maka akan jadi beban untuk kita semua. Karena itu kami gunakan kata transfrom bukan reform,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×