Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun 2020 tidak terserap seluruhnya. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan anggaran program PEN tahun 2020 masih tersisa Rp 115,42 triliun.
Catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi anggaran program PEN 2020 hingga 31 Desember 2020 sebesar Rp 579,78 triliun. Angka tersebut setara dengan 83,4% dari pagu sejumlah Rp 695,2 triliun. Secara rinci, realisasi dana PEN tahun lalu tersebar dalam enam program.
Pertama, anggaran kesehatan sebesar Rp 63,51 triliun setara 63,8% dari pagu senilai Rp 99,5 triliun. Dana ini dialokasikan untuk insentif tenaga kesehatan, biaya klaim perawatan, pengadaan alat pelindung diri (APD), alat kesehatan dan sarana kesehatan, serta operasi dan sosialisasi penegakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan protokol kesehatan.
Kedua, program perlindungan sosial tercatat sepanjang 2020 terealisasi sebesar Rp 220,39 triliun atau sama dengan 95,73% dari total anggaran sejumlah Rp 230,31 triliun. Sri Mulyani mengklaim perlindungan sosial dapat menekan laju kemiskinan ke 8,99% dari seharusnya bertambah ke 10,96% karena dampak pandemi virus corona.
Baca Juga: Kalau cuma mengandalkan PEN, ekonomi sulit bangkit tahun ini
“Perlindungan sosial hampir semuanya terealisir, kita membantu dalam berbagai hal mulai dari masyarakat langsung diberikan tunai, sembako, maupun dalam bentuk BLT melalui perbankan dan dari bentuk yang lain. Pengguna listrik 450 VA gratis, 900 VA dapat potongan 50%, semuanya (masyarakat miskin) mendapatkan tambahan anggaran,” kata Sri Mulyani dalam webminar bertema Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Senin (4/1).
Ketiga, realisasi stimulus sektoral, Kementerian/Lembaga (K/L), dan pemerintah daerah (pemda) sebesar Rp 66,59 triliun setara 98,1% dari pagu sebesar Rp 67,86 triliun. Tujuannya untuk mendukung pemda, K/L, dan sektoral dalam proses pemulihan ekonomi tahu lalu. Termasuk sebagai bantalan ekonomi bagi daerah yang berorientasi pada sektor pariwisata yang mencapai 101 pemda.
Keempat, dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp 112,44 triliun atau sama dengan 96,6% dari total anggaran Rp 116,31 triliun. Menkeu bilang tujuan program ini untuk menopang permodalan dan cashflow UMKM pada masa pandemi baik berupa bantuan permodalan melalui perbankan maupun langsung.
Kelima, realisasi pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi sudah merealisasikan seluruh pagu sebesar Rp 60,73 triliun. Dana segar ini utamanya untuk membantu permodalan perusahaan pelat merah yang terdampak pandemi, menyangkut hajad hidup masyarakat, dan perusahaan yang menjalankan proyek stragis nasional.
Keenam, insentif usaha dalam bentuk perpajakan dengan realisasi sebesar Rp 56,12 triliun setara 46,53% dari pagu sebesar Rp 120,61 triliun. Sri Mulyani menyebut, insentif pajak diharapkan bisa menjaga keberlangsungan dunia usaha serta daya beli masyarakat.
Sebagai info, otoritas fiskal sudah mengatur anggaran PEN yang tersisa di tahun ini akan dialokasikan untuk tahun 2021. Hal ini sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 217/PMK.05/2020 tentang Pelaksanaan Anggaran dalam rangka Penyelesaian Pekerjaan pada Masa Pandemi Virus Corona yang Tidak Terselesaikan sampai dengan Tahun Anggaran 2020 akan Dilanjutkan pada Tahun Anggaran 2021.
Selanjutnya: Kata Sri Mulyani terkait sisa ratusan triliun anggaran pemulihan ekonomi nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News