kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Analis Ini Prediksi Surplus Neraca Perdagangan RI Akan Menyempit pada Tahun 2023


Kamis, 16 Februari 2023 / 08:10 WIB
Analis Ini Prediksi Surplus Neraca Perdagangan RI Akan Menyempit pada Tahun 2023

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz menyampaikan secara keseluruhan surplus neraca perdagangan tahun ini akan menyempit menjadi US$ 37 miliar, atau turun dari periode sama tahun 2022 yang sebesar  US$ 55 miliar.

Menurutnya, harga komoditas yang lebih rendah tahun ini terus mendorong penurunan nilai ekspor. Sementara perlambatan ekonomi global juga akan mempengaruhi volume ekspor. Di sisi lain, kondisi impor juga berangsur meningkat seiring dengan ekspansi permintaan domestik.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 sebesar US$ 3,87 miliar, atau turun dari surplus neraca perdagangan bulan Desember 2022 yang sebesar US$ 3,89 miliar.

Faiz mengatakan, angka neraca perdagangan pada Januari 2022 ini menunjukkan bahwa tren penyempitan surplus perdagangan, yang kemudian akan berlanjut ke depannya. Dia berharap tren penyempitan ini akan berubah pada semester II 2023.

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang RI Diperkirakan Semakin Menyempit Tahun Ini

“Angka perdagangan Januari 2024 menunjukkan bahwa tren penyempitan surplus perdagangan akan berlanjut, mengharapkan perubahan yang cukup besar di semester II 2023,” tutur Faiz dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/2).

Sementara itu, pada Februari 2023, Faiz memperkirakan neraca perdagangan Indonesia masih akan turun, tetapi masih dalam kisaran US$ 2,5 miliar hingga US$ 3,0 miliar.

Melandainya surplus neraca perdagangan ini dikarenakan harga komoditas yang mulai melandai dan akan berlanjut, serta kemungkinan nilai impor akan naik pada Februari seiring dengan meningkatnya permintaan domestik.

“Kami lihat koreksi harga komoditas masih akan berlanjut dan impor kemungkinan akan naik,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

×