kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Alasan ekonom Bank Mandiri ramal suku bunga acuan tetap di 3,5% hingga akhir 2021


Jumat, 23 Juli 2021 / 06:35 WIB
Alasan ekonom Bank Mandiri ramal suku bunga acuan tetap di 3,5% hingga akhir 2021

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2021. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penahanan suku bunga acuan ini seiring dengan upaya bank sentral dalam menjaga nilai tukar rupiah dan terjaganya stabilitas sistem keuangan. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, langkah bank sentral ini juga merupakan upaya untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia. 

“Ini sebagai bentuk upaya maksimal bank sentral dalam pemulihan ekonomi domestik. Plus, BI terus berupaya memberikan kebijakan moneter yang akomodatif dan kebijakan makroprudensial,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (22/7). 

Baca Juga: BI menahan suku bunga acuan, begini prediksi rupiah hingga akhir tahun

Ke depan, Faisal melihat bahwa suku bunga acuan akan tetap di level 3,5% hingga akhir tahun 2021 sembari menjalankan kebijakan bank sentral yang pro pertumbuhan (pro growth) tersebut. 

Apalagi, perekonomian nampak tertekan di awal semester II-2021 akibat adanya peningkatan kasus harian Covid-19 di akhri Juni 2021 dan adanya pembatasan aktivitas pada awal semester II-2021. 

Tak hanya itu, Faisal juga mengimbau BI untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Apalagi, ada potensi pengetatan moneter (tapering off) dari The Fed yang bisa saja membuat arus modal asing hengkang dari pasar keuangan domestik yang membuat adanya risiko ke mata uang Garuda. 

Selain itu, BI juga bisa fokus untuk menjaga likuiditas dengan mengguyur likuiditas pada perbankan lewat program quantitative easing (QE) dan kebijakan makroprudensial. 

Selanjutnya: Respons BI atas outlook negatif peringkat utang Indonesia oleh S&P

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×