kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas Ekonomi China Lesu Akibat Lockdown yang Meluas


Selasa, 17 Mei 2022 / 05:20 WIB
Aktivitas Ekonomi China Lesu Akibat Lockdown yang Meluas

Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Penguncian alias lockdown beberapa kota di China memukul ekonomi negara tersebut. Aktivitas ekonomi China merosot tajam pada bulan April 2022 karena lockdown yang meluas akibat Covid-19 berdampak besar pada konsumsi, produksi industri, dan lapangan kerja.

Kemerosotan ekonomi iniĀ  menambah kekhawatiran ekonomi China dapat menyusut pada kuartal kedua 2022.

Penguncian penuh atau sebagian diberlakukan di lusinan kota di China pada bulan Maret dan April 2022. Termasuk penutupan yang berkepanjangan di pusat komersial Shanghai sehingga membuat pekerja dan pembeli terkurung di rumah mereka dan sangat mengganggu rantai pasokan.

Penjualan ritel China pada April 2022 menyusut 11,1% dari tahun sebelumnya, kontraksi terbesar sejak Maret 2020, menurut data dari Biro Statistik Nasional China yang dikutip Reuters, Senin (16/5). Angka tersebut memburuk dari penurunan 3,5% di bulan Maret 2022 dan meleset dari perkiraan sebesar 6,1%.

Layanan makan di luar dihentikan di beberapa provinsi dan penjualan mobil China pada April 2022 turun 47,6% dari tahun sebelumnya. Ini karena produsen mobil memangkas produksi di tengah ruang pamer yang kosong dan kekurangan suku cadang.

Baca Juga: Ekonomi China Terpukul Akibat Kebijakan Zero Covid-19

Ketika langkah-langkah pencegahan Covid-19 mengganggu rantai pasokan dan melumpuhkan distribusi, produksi industri turun 2,9% dari tahun sebelumnya. Lebih buruk dari kenaikan sebesar 5,0% pada Maret 2022 dan di bawah ekspektasi sebesar 0,4%.

Penurunan tersebut merupakan penurunan produksi industri terbesar China sejak Februari 2020.

Kejutan juga membebani pasar tenaga kerja, yang diprioritaskan para pemimpin China untuk stabilitas ekonomi dan sosial. Tingkat pengangguran berbasis survei nasional naik menjadi 6,1% pada April 2022, tertinggi sejak Februari 2020 yang sebesar 6,2%.

Pemerintah China menargetkan tingkat pengangguran di bawah 5,5% pada tahun 2022.

China ingin menciptakan lebih dari 11 juta pekerjaan tahun ini. Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada bulan Maret lalu bahwa situasi lapangan pekerjaan di China "rumit dan suram" setelah wabah Covid-19 merebak lagi.

Baca Juga: Pertahankan Kebijakan Jangka Menengah, POBC Diharap Lakukan Pelonggaran Tambahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×