kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akhir Tahun 2022, NPL CIMB Niaga Diproyeksi Naik Tipis


Selasa, 08 November 2022 / 07:30 WIB
Akhir Tahun 2022, NPL CIMB Niaga Diproyeksi Naik Tipis

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID -

 JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk memproyeksikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan sedikit meningkat di kuartal keempat 2022. Direktur Strategi, Keuangan dan SPAPM Bank CIMB Niaga  Lee Kai Kwong menyatakan ini merupakan salah satu dampak dari kenaikan suku bunga. 

“Namun kami perkirakan akan kembali membaik di tahun 2023 ke level yang lebih sustainable seiring membaiknya kondisi perekonomian. Seperti diketahui, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 bps yang kemungkinan akan diikuti oleh negara lain termasuk Indonesia,” ujarnya secara virtual pada pekan lalu. 

Sebelumnya, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan NPL berada di level 3,6% per September 2022. Paling banyak datang dari sektor non ritel yang terdampak Covid-19. 

Baca Juga: Permudah Pekerja Tiongkok, CIMB Niaga Fasilitasi Pembayaran AliPay dan WeChat Pay

“Harus kita sadari, tidak semua nasabah yang diberikan restrukturisasi Covid-19 bisa keluar. Ada juga yang bisnis yang belum balik normal lagi, sampai stimulus itu berakhir,” papar Lani. 

Sedangkan data Bank Indonesia (BI) mencatatkan non performing loan (NPL) gross perbankan turun dari 3,35% di Agustus 2021 menjadi 2,88% di Agustus 2022.  

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan dengan adanya peraturan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19, NPL perbankan jadi semakin rendah. Dia melihat, perbankan juga telah memupuk pencadangan yang memadai dalam memitigasi risiko kredit. 

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Aset, NPL Perbankan Makin Turun di September 2022

Lanjutnya, dengan pencadangan ini NPL net perbankan cukup rendah di level 0,79% di Agustus 2022. Lebih rendah dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,08%.  

Perry melihat dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) industri perbankan mencapai 25,12% per Agustus 2022 cukup untuk menanggung risiko kredit. Oleh sebab itu, dia melihat ketahanan sistem keuangan khususnya perbankan cukup kuat.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×