kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akhir Tahun 2021, Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Mencapai 11,5%


Selasa, 18 Januari 2022 / 06:35 WIB
Akhir Tahun 2021, Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Mencapai 11,5%

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 11,5% atau setara dengan 168,7 juta barel setara minyak (MBOE) per akhir tahun 2021 lalu. Angka bauran ini sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi bauran EBT per akhir 2020 lalu yang sebesar 11,2% atau setara 163,2 MBOE.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, kenaikan bauran EBT per akhir tahun 2021 didorong oleh sejumlah hal. Beberapa di antaranya yakni kenaikan pemanfaatan biofuel dan kenaikan kapasitas pembangkit listrik EBT yang sudah on grid dengan sistem PLN.

“Ada juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait dengan PLTS atap, juga terkait dengan project-project yang ada di kementerian esdm khususnya untuk (pemanfaatan) PLTS rooftop di kementerian dan lembaga,” ujar Dadan dalam konferensi pers virtual, Senin (17/1).

Secara terperinci, bauran energi nasional per akhir tahun 2021 terdiri atas batubara dengan porsi 38,0%, minyak bumi 31,2%, gas bumi 19,3%, dan EBT 11,5%. Capaian bauran EBT per akhir 2021, meski mengalami kenaikan dibanding posisi akhir 2020, sejatinya masih berada di bawah target. Sedianya, bauran EBT ditargetkan mencapai 14,5% atau setara 319,3 MBOE di akhir tahun 2021 menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Baca Juga: Wamen BUMN: Jangan Langgar DMO, Ada Sanksi Menanti

Menurut penjelasan Dadan, realisasi bauran yang masih di bawah target disebabkan sejumlah faktor, salah satu di antaranya yakni penundaan operasi komersial atawa commercial operation date (COD) beberapa proyek pembangkit listrik EBT akibat kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021. 

Di sisi lain, realisasi baruan EBT yang masih di bawah target, menurut Dadan, juga disebabkan oleh tingginya target yang ditetapkan dalam RUEN. Meski begitu, Dadan berharap gap antara realisasi dengan target bauran EBT bisa semakin mengecil dengan adanya pengurangan PLTU dan penambahan pembangkit EBT.

“Harapannya ini dengan dikurangi pembangkit pltu dan ditingkatkannya pembangkit EBT, gap antara target ruen dan juga target kita dan juga realisasi di 2022 ini insya Allah (gap) akan menjadi semakin kecil,” ujar Dadan.

Berdasarkan RUEN, bauran EBT di tahun 2022 ditargetkan mencapai 15,7% atau setara 366,4 MBOE. Angka tersebut ditargetkan terus meningkat dari tahun ke tahun menjadi 17,9% di 2023, 19,5% di 2024, hingga mencapai 23% di tahun 2025.

Baca Juga: Konsumsi Listrik di 2022 Diproyeksian Tumbuh Menjadi 1.268 kWh Per Kapita

Dadan memastikan, pemerintah bakal menempuh sejumlah upaya untuk mengejar target bauran EBT yang telah ditetapkan. Beberapa upaya yang akan ditempuh di antaranya penyelesaian RPerpres Harga EBT, penerapan Permen ESDM PLTS Atap, peningkatan mandatori bahan bakar nabati, pemberian insentif fiskal dan non fiskal untuk EBT, dan juga pemberian kemudahan izin berusaha.

Di sisi lain, pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan energi listrik pada sisi demand. “Misalkan yang sekarang dilakukan adalah konversi motor BBM menjadi motor listrik, pemanfaatan kendaraan listrik, dan juga untuk kompor listrik disertai dengan upaya-upaya untuk peningkatan konservasi energi,” imbuh Dadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×