kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Airlangga: Masyarakat harus disiplin prokes untuk cegah gelombang ketiga Covid-19


Jumat, 17 September 2021 / 06:30 WIB
Airlangga: Masyarakat harus disiplin prokes untuk cegah gelombang ketiga Covid-19

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dari waktu ke waktu terus menunjukkan perbaikan. Indikator Recovery Rate (RR) secara nasional pada tanggal 14 September 2021 tercatat sebesar 94,45%, lebih baik dari RR global yang sebesar 89,68%.

Sementara itu, indikator Bed Occupancy Ratio (BOR) secara nasional juga berada pada tingkat yang rendah yakni 13,32% dimana BOR isolasi sebesar 12,51% dan BOR intensif sebesar 20,83%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat, per 11 September 2021 tidak ada provinsi di luar Jawa-Bali yang berada pada level asesmen 4, sementara itu 16 provinsi masih berada pada level 3, dan 11 provinsi berada pada level 2. 

Penurunan level asesmen juga terjadi secara signifikan pada tingkat kabupaten/kota, dimana hanya 6 kabupaten/kota di Luar Jawa – Bali yang masih berada di level 4, namun sejumlah indikator penanganan Covid-19 pada kabupaten/kota tersebut telah menunjukkan perbaikan.

“Alhamdulilah evaluasi cukup baik, namun kita harus tetap waspada. Angka-angka seperti tadi disampaikan sudah relatif lebih baik, kita sudah di bawah 100.000 kasus, tepatnya 92.328 atau turun 53% dibandingkan 31 Agustus yang lalu. Saat puncak, di 24 Juli, kita sempat 574.000 kasus,” ungkap Airlangga Hartarto dalam laporannya, Kamis (16/9).

Baca Juga: Optimalkan kebijakan, aplikasi PeduliLindungi menjadi syarat perjalanan internasional

Menko Airlangga juga menjelaskan apa yang dilakukan oleh pemerintah sudah berada dalam track yang benar, dilihat dari perkembangan kasus aktif secara nasional dari tanggal 9 Agustus sampai dengan 14 September, Indonesia mengalami penurunan kasus aktif sebesar 79,41% dan kasus positif harian relatif sudah dibawah 10.000 kasus.

Secara pararel, pelaksanaan vaksinasi pun terus didorong dan di pastikan ketersediaannya. Supply vaksin sampai dengan Desember mendatang diperkirakan akan mendekati 394 juta dosis dan di bulan September target vaksinasi yang harian dinaikkan menjadi 2 juta suntikan per hari. Secara nasional, vaksinasi yang telah disuntikkan sampai dengan 14 September 2021 sebanyak 118,36 juta dosis dan diharapkan pada Desember 2021 sebanyak 89% penduduk Indonesia sudah  menerima vaksinasi, yang terdiri dari 100% dosis pertama, dan 78% dosis kedua.

Berbagai strategi percepatan vaksinasi juga dilakukan dan distribusi vaksin ke depannya akan difokuskan kepada provinsi kepada kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya masih di bawah 20%, serta wilayah Aglomerasi Jawa, Jabodetabek, Bali, Kepri, juga Papua dalam rangka persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Selain vaksinasi, yang juga perlu menjadi perhatian yakni case fatality rate (CFR). Secara nasional, CFR Indonesia sebesar 3,34% dan masih lebih tinggi dari gobal yang tercatat sebesar 2,06%. Untuk menekan angka kematian, Pemerintah melakukan penerapan berbagai kebijakan di hulu maupun hilir.

Kebijakan di hulu di antaranya peningkatan testing dan tracing, penegakan kepatuhan protokol kesehatan 3M, dan percepatan vaksinasi di daerah dan nasional. Sedangkan kebijakan di hilir diantaranya dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur, penyediaan fasilitas isolasi terpusat (termasuk penggunaan Kapal Pelni), dan menjaga serta meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan ketersediaan obat-obatan, dan pasokan oksigen medis.

Untuk membantu meringankan ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi, pemerintah juga sudah meluncurkan berbagai insentif dan program yakni Diskon Listrik, Subsidi Kuota Internet, Program Kartu Prakerja, Bantuan Subsidi Upah (BSU), Banpers Produktif Usaha Mikro (BPUM), Subsidi Bunga KUR dan Non KUR, Pembebasan Rekmin, Biaya Beban, dan Abonemen Listrik, Penempatan Dana untuk Restrukturisasi Kredit, serta IJP UMKM dan Korporasi.

Baca Juga: Menko Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi 5,2% di 2022, ini alasannya

Selain insentif dan program di atas, bantuan sosial dengan total alokasi dana Rp 186,64 triliun disalurkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Beras Bulog 2021, Program Kartu Sembako, Program Sembako PPKM, Bantuan Sosial Tunai, BLT Desa, serta Bantuan Tunai Pedagang Kali Lima dan Warung (BT-PKLW), sampai dengan 10 September 2021 bantuan sosial ini sudah terealisasi Rp 108,16 triliun atau sebesar 58%.

Menko Airlangga mengimbau masyarakat, untuk dapat menang melawan pandemi Covid-19 diperlukan kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan. 

“Pertama tidak boleh kasih kendor, waspada, tetap pakai masker, dan jaga jarak. Tentu kita mendorong agar level asesmen ini kita turunkan ke level 2. Dengan kedisiplinan masyarakat, kita yakin kita bisa bersama-sama menurunkan kasus Covid-19, tetapi kita juga harus jaga jangan sampai ada gelombang ketiga,” tutup Airlangga.

Selanjutnya: UPDATE Positivity rate corona di Jakarta Selasa (14/9) makin rendah mencapai 1,6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×